“The Wonderful Story of Henry Sugar and Six More” by Roald Dahl
Another amazing stories from the world’s best storyteller.
Roald Dahl memang sudah tiada, tapi karyanya tetap melegenda. Ia bahkan dijuluki The World’s Best Storyteller. Pernah dengar “Charlie and The Chocolate Factory“, “Madeline“, “James and the Giant Peach“? Yup, Roald Dahl adalah mastermind di belakang judul-judul tersebut. Buku ini pun, “The Wonderful Story of Henry Sugar and Six More“, sebenernya udah lama terbit, tapi kisahnya nggak akan pernah membosankan.
Roald Dahl mengawali karir menulisnya dengan karya-karya dewasa, sebelum akhirnya ia menulis novel untuk anak-anak. Buku ini juga salah satunya. Walaupun begitu, Anak Trax, karyanya bisa dibilang mampu diterima semua golongan. Lo pun pasti menikmati tulisan dia. Apalagi tulisan Roald Dahl selalu kaya dan punya nilai moral yang nggak terduga.
Buku ini punya 7 buah cerita, tapi “The Wonderful Story of Henry Sugar” adalah yang utama. Dikisahkan bahwa Henry Sugar menemukan sebuah buku hasil dokumentasi wawancara seorang dokter dengan Imhrat Khan. Imhrat Khan adalah seorang India yang punya kemampuan untuk melihat tanpa menggunakan matanya. Ia bahkan bisa membaca kartu walaupun melihat dari sisi belakang kartu tersebut, dimana hal ini menarik perhatian Henry Sugar yang adalah seorang penjudi dengan niat buruk. Dokumentasi tersebut menjelaskan bagaimana Imhrat Khan memperoleh kemampuannya dan Henry mengikuti hal tersebut untuk memperoleh kemampuan yang sama.
Dari sinopsis tersebut mungkin lo bisa membayangkan akhirnya, Anak Trax. Tapi Roald Dahl nggak bisa ditebak semudah itu, karena semakin lo mendalami ceritanya, semakin lo akan terkesima dengan kisah Henry Sugar ini.
Judul-judul lain dalam buku ini pun benar-benar menarik; “The Hitchhiker“, “The Boy Who Talked With Animals“, “The Mildenhall Treasure“, “The Swan“, “A Piece of Cake“, dan “Lucky Break“. Nggak seperti bayangan lo akan title seorang Roald Dahl yang pengarang kisah anak-anak, semua karyanya terasa bisa ditujukan untuk siapa saja. Intinya, lo nggak bisa mengukur suatu kedewasaan hanya dari takaran umur. Karena itu, pesan moral dalam karya-karya Roald Dahl pasti akan mengena buat lo.