Album yang satu ini merupakan bukti bahwa sekarang adalah saatnya para radio star dengan karya-karya musik berkualitas untuk unjuk gigi. Para musisi ini mungkin tidak selalu tampil di TV atau simpang siur dalam tayangan infotainment, tetapi karya mereka selalu menjadi permintaan pendengar untuk diudarakan di berbagai radio. Apalagi kalau karya musisi-musisi tersebut dirangkum menjadi satu album dan bisa didengar terus-menerus. Wah, siapa yang nggak pingin denger Maliq & D’essentials, The Upstairs, Endah ‘N Rhesa, Rock n Roll Mania, Sir Dandy, dalam satu album. Yang menariknya adalah lagu-lagu di album ini nggak akan bisa ditemukan di album mereka masing-masing dan lagu-lagu tersebut jelas nggak bisa dilewatkan. ”Percakapan” dari The Upstairs misalnya, musiknya terdengar earcatchy dengan permainan ketukan ala marching troops oleh drum dan melodi gitar yang khas. Tapi kalau Trax Trooper Bembem dan Ayumi sendiri mengusulkan lagunya Endah ‘N Rhesa dengan “Liburan Indie”. Selain karena musik khas Endah ‘N Rhesa yang easy-listening, “Liburan Indie” sendiri memiliki lirik yang unik dan lucu. Lain halnya dengan Trax Trooper Esha yang justru tertarik untuk mendengar track “Let’s Get On It” dari DJ Who? feat. Jemima. Nggak hanya itu, “Berlari dan Tenggelam”-nya Maliq & D’essentials juga punya lirik yang dalam. Wah, pokoknya nggak sia-sia deh Anak Trax dengerin album ini. (Cynthia)
MUI Larang Film Kiblat Tayang di Bioskop
Film horor Indonesia yang berjudul “Kiblat” tengah menjadi sorotan publik akibat kontroversi dalam film tersebut. Film yang diproduksi oleh Leo Picture ini , dalam posternya menampilkan seorang wanita sedang sholat dengan wajahnya terbalik telah menimbulkan kontroversi.
Cholil Nafis, Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar film Kiblat untuk tidak ditayangkan di bioskop.
Menurutnya, visual yang ditampilkan dalam poster tersebut sudah melampaui batas dan bisa dianggap sebagai penghinaan.
“Saya tak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya seram ko’ judulnya kiblat ya. Saya buka-buka arti kiblat hanya ka’bah, arah menghadapnya orang-orang shalat,” ujarnya.
“Kalau ini benar sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” imbuhnya.
Kiai Cholil mengatakan bahwa film dengan tema agama, seperti Kiblat, sebaiknya tidak dijadikan sebagai hiburan karena dapat menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Ia menekankan bahwa film tersebut tidak seharusnya diputar, karena bisa berpotensi memicu kampanye hitam terhadap ajaran Islam.
Selain itu, promosi sensitif dan kontroversi sering digunakan dalam promosi film seperti promosi film kiblat ini. Hal ini digunakan mereka agar menarik perhatian banyak penonton.
Jika film menyinggung agama biasanya tidak diputar di bioskop. Simbol keagamaan sering digunakan oleh pebisnis untuk meraup keuntungan, kata Cholil.
“Seringkali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung materi. Yang gini tak boleh dibiarkan harus dilawan,” pungkasnya.