Bulan Film Nasional 2013

FILM NASIONAL

TraxPopcorn ala @nastashabigail menyambut Bulan Film Nasional 2013

Setiap tahun di bulan Maret kita merayakan Bulan Film Nasional. Perayaan ini sekaligus bisa menjadi refleksi; film Indonesia apakah yang sudah kita tonton sepanjang setahun terakhir? Karena semaraknya film Hollywood ataupun film festival luar negeri terkadang membuat film Indonesia menjadi opsi cadangan untuk ditonton.

Atau kalau ditilik lebih jauh lagi, apakah film Indonesia yang sudah kita tonton sepanjang kita hidup? Atau yang super duper jauh, film Indonesia apakah yang sudah kita tonton sejak pertama kali ada film Indonesia di dunia ini?

Kita tidak perlu mesin waktu dengan adanya pengarsipan yang baik. Sedikit-sedikit kita bisa mencicil pengetahuan akan sejarah film Indonesia. Salah satunya adalah melalui Program Sejarah adalah Sekarang #7 yang sudah disusun oleh Kineforum dalam rangka merayakan Bulan Film Nasional 2013. Tiga puluh enam film Indonesia klasik dan kontemporer dan dua film klasik dari luar Indonesia akan diputar di studio kineforum, studio 1 TIM XXI, dan Graha Bhakti Budaya. Film pendek maupun film panjang, dokumenter maupun fiksi yang diikat oleh beragam tema. Semuanya itu dapat kita nikmati sepanjang bulan ini, 1-31 Maret 2013.

Melihat sejarah berarti melihat tokoh atau sosok yang berperan di dalamnya. Tahun ini Sejarah adalah Sekarang #7 mengangkat sosok yang berperan penting dalam perfilman Indonesia, yaitu Misbach Jusa Biran.

Misbach Jusa Biran lahir di Rangkasbitung, Lebak, Banten, 11 September 1933. Beliau dikenal sebagai sutradara film, drama, cerpen, kolumnis, penulis skenario, dan juga pelopor dokumentasi film Indonesia. Total film yang disutradarainya berjumlah sembilan film dan total film yang Beliau tulis skenarionya berjumlah 34 film. Pada tahun 1971, Misbach Jusa Biran sempat memutuskan berhenti untuk menyutradarai film sebagai penolakannya terhadap industri perfilman, yang saat itu banyak memproduksi film porno.

Pada tahun 1975 Misbach Jusa Biran mendirikan arsip film pertama di kawasan Asia Timur yaitu Sinematek Indonesia.  Lembaga itu berusaha mendokumentasikan film nasional secara independen. Beliau memimpin Sinematek Indonesia hingga tahun 2001.

Misbach Jusa Biran juga pernah menjadi Direktur Pusat Perfilman H Usmar Ismail Jakarta, anggota Dewan Film Nasional, dan Ketua Umum Karyawan Film dan Televisi (1986-1991).

Misbach Jusa Biran tutup usia tanggal 11 April 2012 pada usia 78 tahun. Sepanjang hidupnya Beliau mendapatkan banyak sekali penghargaan, di antaranya dari Forum Film Bandung dan pada tahun 2010 meraih penghargaan status Fellows dari Asosiasi Arsip Audiovisual Asia Tenggara-Pasifik (Southeast Asia-Pacific Audiovisual Archive Association, SEAPAVAA) di Bangkok, Thailand. Program penghargaan SEAPAVAA ini ditujukan sebagai bentuk pengakuan bagi para individu luar biasa atas kontribusi sangat penting melalui berbagai cara di bidang arsip audiovisual, dan atas kepemimpinan mereka dalam komunitas profesional pengarsipan.

Bagi Beliau, film adalah alat utama perjuangannya, sebagai media ekspresi kesenian dan intelektual. Satu hal yang paling penting menurutnya, film adalah alat dakwah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, khususnya kualitas bangsa Indonesia.

Misbach

Apresiasi kita terhadap karya Beliau dapat kita nikmati dalam Program Sejarah adalah Sekarang #7. Beberapa film yang diputarkan adalah:

1. Bintang Ketjil

Wim Umboh, Misbach Jusa Biran

Negara Indonesia / Tahun 1963 / Durasi 103 menit / Format Digital (dari DVD) / SU

Maria dan Suzy, dua anak kecil yang dikira orang tuanya hilang diculik. Padahal, mereka berusaha mencari jalan sendiri pergi ke Kebun Binatang, sebagaimana pernah dijanjikan orangtua mereka masing-masing. Dalam perjalanan, mereka ditolong oleh seorang lelaki tua, sehingga bisa pergi ke Kebun Binatang dan tempat-tempat hiburan lain.

2. Matjan Kemajoran

Wim Umboh, Misbach Jusa Biran

Negara Indonesia / Tahun 1965 / Durasi 127 menit / Format Digital (dari DVD) / 15+

Maksud Rainang semula hanya menteror lurah yang zalim, Ciming, agar mengundurkan diri. Namun, secara tak disengaja Marsan membunuhnya. Sebagai pimpinan kelompok, Rainang sedia memikul tanggung jawab (dihukum buang), asal Marsan jadi lurah, dan Rausin (anak Rainang) “dibuang” ke pesantren.

3. Dibalik Tjahaja Gemerlapan

Misbach Jusa Biran

Negara Indonesia / Tahun 1966 / Durasi 119 menit / Format Digital (dari DVD) / 15+

Djoni promotor yang sering menipu seniman, dengan rayuannya akhirnya bisa dipercaya mengatur pertunjukan yang dimaksud untuk mencari dana pertunjukan sendra tari. Djoni menunjukan kelihaiannya, kali ini ia mengatur pertunjukan dengan cara koboi.

4. Operasi X

Misbach Jusa Biran

Negara Indonesia / Tahun 1968 / Durasi 116 menit / Format Digital (dari DVD) / 15+

Intelijen AD mensinyalir adanya gerakan gelap, lalu melancarkan “Operasi X”. Letnan Hadi mendapat tugas rahasia: masuk ke dalam tubuh gerakan gelap itu. Demi menjaga kerahasiaan, ia memutuskan hubungan dengan sang pacar, Savitri, untuk sementara. Namun, lama kelamaan, tugas ganda Hadi tercium juga oleh gerombolan gelap tersebut.

5. Anak Sabiran, Di Balik Cahaya Gemerlapan (Sang Arsip)

Hafiz

Negara Indonesia / Tahun 2013 / Durasi 160 menit / Format Digital / 15+

Misbach Jusa Biran, anak dari Ayun Sabiran, memutuskan berhenti menjadi sutradara film di saat namanya semakin terkenal dan masuk dalam jajaran sutradara-sutradara besar film Indonesia di awal tahun 70an. Saat itu, ia justru memilih membangun pusat pengarsipan film Indonesia yang jauh dari selebrasi orang-orang film. Begitu banyak cerita dalam perjalanannya membangun salah satu perangkat penting dalam pengetahuan sejarah sinema itu. Pergulatan ekonomi keluarga, politik Orde Baru, selebrasi dunia perfilman yang semakin utopis, masa depan sinema Indonesia, film sebagai kebudayaan, dan bahkan percintaannya dengan sang istri telah menghanyutkan dirinya pada penemuan ideologi dari pengarsipan film itu sendiri. Fragmen-fragmen realitas,mimpi, dan ingatan masa lalu di akhir masa hidupnya telah menjadi frame-frame dari sinema itu sendiri.

Film ini akan diputar perdana di Graha Bhakti Budaya, Jumat 29 Maret 2013, pukul 19.00.

Semoga di Bulan Film Nasional ini, kita bisa meneruskan perjuangan Misbach Jusa Biran setidaknya dengan peranan terkecil yang bisa kita lakukan, yaitu menjadi penonton dan menikmati karya anak Indonesia, wahai Anak Trax!

Jadwal lengkap bisa Anak Trax lihat di website Kineforum

http://kineforum.org/web/wp-content/uploads/2013/03/SAS-7_Kalender-Acara.pdf 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

11 + fourteen =

SHARE IT
RELATED TRAX GUIDE

MUI Larang Film Kiblat Tayang di Bioskop

Film horor Indonesia yang berjudul “Kiblat” tengah menjadi sorotan publik akibat kontroversi dalam film tersebut. Film yang diproduksi oleh Leo Picture ini , dalam posternya menampilkan seorang wanita sedang sholat dengan wajahnya terbalik telah menimbulkan kontroversi.

Cholil Nafis, Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar film Kiblat untuk tidak ditayangkan di bioskop. 

Menurutnya, visual yang ditampilkan dalam poster tersebut sudah melampaui batas dan bisa dianggap sebagai penghinaan. 

“Saya tak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya seram ko’ judulnya kiblat ya. Saya buka-buka arti kiblat hanya ka’bah, arah menghadapnya orang-orang shalat,” ujarnya.

“Kalau ini benar sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” imbuhnya. 

Kiai Cholil mengatakan bahwa film dengan tema agama, seperti Kiblat, sebaiknya tidak dijadikan sebagai hiburan karena dapat menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Ia menekankan bahwa film tersebut tidak seharusnya diputar, karena bisa berpotensi memicu kampanye hitam terhadap ajaran Islam.

Selain itu, promosi sensitif dan kontroversi sering digunakan dalam promosi film seperti promosi film kiblat ini. Hal ini digunakan mereka agar menarik perhatian banyak penonton. 

Jika film menyinggung agama biasanya tidak diputar di bioskop. Simbol keagamaan sering digunakan oleh pebisnis untuk meraup keuntungan, kata Cholil. 

“Seringkali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung materi. Yang gini tak boleh dibiarkan harus dilawan,” pungkasnya. 

Para Betina Pengikut Iblis 2 Siap Tayang di Bioskop Mulai 28 Maret

Film horror garapan sutradara Rako Prijanto “Para Betina Pengikut Iblis Part 2” dikabarkan segera tayang di bioskop.

Film ini merupakan sequel dari film Para Betina Pengikut Iblis yang dirilis pada tahun 2023 lalu, dan akan kembali menghantui bioskop-bioskop di seluruh Indonesia pada 28 Maret 2024 mendatang.

Para Betina Pengikut Iblis part 2 dibintangi sejumlah aktor dan aktris Indonesia yang terkenal, seperti Mawar De Jongh, Adipati Dolken, Sara Fajira, Hanggini, dan Gusti Rayhan.

Dalam sekuel “Para Betina Pengikut Iblis Part 2”, Sumi (Mawar De Jongh)  berupaya melarikan diri dari ancaman iblis dan dalam perjalanannya bertemu dengan Asih (Sara Fajira) dan Sari (Hanggini), yang juga memiliki pengalaman mengerikan yang serupa.

Mawar mengatakan bahwa di film kedua ini, karakter yang ia mainkan lebih sadis dibandingkan di film pertama.

“Karakter Sumi di film ‘Para Betina Pengikut Iblis 2’ akan lebih sadis dari sebelumnya. Meski begitu, aku merasa tidak ada permasalahan yang serius juga dari karakter aku ini karena memang setelah selesai adegannya, (aku) sudah kembali jadi Mawar” kata Mawar, dikutip dari Antara.

Sara Fajira juga menceritakan upayanya mendalami karakter Asih yang lebih gila dari dua karakter lainnya, termasuk di antaranya dengan berdiskusi dengan sutradara.

“Ternyata Asih ini memang karakternya lebih gila dari dua betina lainnya, dia akan melakukan apa saja dan menghalalkan segala cara buat melakukan apapun,” katanya.

Soundtrack Avatar: The Last Airbender Terinspirasi dari Tari Kecak!

Belakangan ini media sosial sedang ramai dengan soundtrack viral dari series Avatar: The Last Airbender. Namun, siapa sangka jika soundtrack tersebut terinspirasi dari salah satu tari tradisional Bali.

Dalam sebuah wawancara eksklusif di saluran YouTube Avatar: The Last Airbender, Jeremy Zuckerman, sang komposer soundtrack, mengungkapkan bahwa soundtrack tersebut terinspirasi dari tari kecak Bali.

Instrumen dalam ending credit film tersebut terinspirasi dari nyanyian tari kecak Bali yang berbunyi “Cak cak cak”. Bahkan instrumen ini juga sudah dipakai sejak Avatar versi animasi hingga versi live action.

“Untuk kredit akhir terinspirasi dari tari kecak Indonesia dan Anda akan mendapatkan suara ‘cak, cak, cak, cak’, semacam itu. Dan kemudian Anda overlay dan disesuaikan lagi. Hal gila akan Anda dapatkan dan sangat terinspirasi oleh itu” ungkap Zuckerman, dikutip dari viva.co.id.

Tidak hanya Tari Kecak, Zuckerman juga menyebutkan bahwa instrumen dan spesial efek dalam serial Avatar versi animasi juga dibuat menggunakan alat musik tradisional China, seperti Guzheng (sejenis kecapi) dan pipa.

Sementara itu, serial live action Avatar: the Last Airbender telah tayang di Netflix sejak 22 Februari lalu. Netflix juga memastikan serial Avatar akan berlanjut ke musim dua dan tiga.

TRAX MUSIC

Will Smith Akui Khatam Al Quran Selama Ramadhan

Aktor Will Smith mengaku sudah khatam Al qur’an selama Ramadhan 2023 lalu. Ia juga mengatakan bahwa ia mudah memahami isi dari Al Quran karena apa yang disampaikan di dalamnya sederhana dan sangat jelas.

“Saya membaca Al Quran setiap lembarnya selama Ramadan tahun lalu. Melalui Al Quran, saya membaca tentang Musa dan pengalaman (hidupnya). Hal lain yang saya suka tentang Al Quran adalah kesederhanaannya. Al Quran sangat jelas. Sulit untuk meninggalkan kesalahpahaman,” ujarnya, melansir dari laman idntimes.

Will Smith menyatakan bahwa kisah tentang Nabi Musa dalam Al Quran menjadi salah satu bagian yang sangat relevan dengan perjalanan hidupnya. “Saya terkejut dengan banyaknya Musa disebut,” ujarnya saat ditanya tentang hal yang membuatnya terkesan setelah membaca Al Quran.

Aktor Hollywood ini mengakui bahwa 2 tahun belakangan ini merupakan tahun terberat baginya. Maka dari itu, ia berniat meluangkan waktunya untuk membaca beberapa kitab suci, salah satunya ialah Al Quran.

“Anda tahu, dua tahun terakhir dalam hidup saya adalah masa yang sulit dan perhatian saya tertuju ke dalam (diri). Dan saya baru saja berbicara dengan seseorang sebelumnya tentang bagaimana saya membaca semua kitab suci. Saya membaca Al Quran. Saya membaca Al Quran dari awal hingga akhir selama Ramadhan tahun ini (2023),” katanya.

Film Komedi Horor Agak Laen Akan Tayang di Bioskop Amerika Serikat

Film bergenre Horor Komedi yang dibintangi oleh podcaster Agak Laen, yakni Indra Jegel, Boris Bokir, Bene Dion, dan Oki Rengga ini akan tayang serentak di bioskop Amerika Serikat mulai 22 Maret 2024 mendatang.

Film ini telah mencapai 8,9 juta lebih penonton di Indonesia dan saat ini film Agak Laen sedang tayang di negara tetangga, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. 

“Kejutan dari film ini seperti tidak ada habisnya. Perjalanan kami ternyata masih berlanjut sampai ke Amerika Serikat. Tentu ini suatu capaian yang patut dibanggakan karena ini sekaligus menjadikan film Indonesia pertama yang tayang di Amerika Serikat di tahun ini. Dimulai 22 Maret mendatang,” kata Ernest Prakarsa, produser film Agak Laen, Selasa (19/03).

Film persembahan Imajinari ini akan didistribusikan oleh Antenna Entertainments dan akan dibantu oleh Prathyangira Cinemas di Amerika Serikat.

Terdapat dua bioskop yang akan menayangkan film Agak Laen di Los Angeles dan San Fransisco. Sedangkan di kota-kota lain, seperti California, Miami, Las Vegas, Portland, Dallas-Fort Worth, Dallas, Houston, dan Seattle hanya ada satu bisokop yang akan menayangkan film Agak Laen.

Terdapat total 13 bioskop yang menayangkan film Agak Laen di Amerika Serikat, dan film ini akan tayang serentak pada 22 Maret 2024. 

Sebelum Agak Laen, film Indonesia pertama yang tayang di bioskop Amerika Serikat adalah The Raid, dan Agak Laen menjadi film Indonesia kedua yang tayang di bioskop reguler Amerika Serikat. 

Wali Band Rilis Single Terbarunya yang Berjudul Robbighfirlii

Di Bulan Ramadhan ini, salah satu Grup Band  Indonesia, Wali akan merilis single terbarunya. Di single terbaru Wali kali ini, akan merilis lagu yang bertajuk Pulang (Robbighfirlii).

Lagu religi ini akan berbeda dengan lagu-lagu religi Wali sebelumnya, karena di di lagu religi ini akan diberikan sentuhan musik rock yang apik. 

Lagu ini mengisahkan tentang manusia yang mungkin saja keluar dari garis ketetapan Allah. Namun, Tuhan tetap merindukan hambanya dan mengharapkan agar kembali dan bertobat.

Single Religi Pulang (Robbighfirlii) ini dipersiapkan untuk menjadi lagu tema di salah satu sinetron televisi di Indonesia, yang berjudul “Tempat Kembali Pulang”. Hal ini bersamaan dengan keputusan Wali untuk tidak terlibat dalam sinetron “Amanah Wali’ di tahun 2024. 

Di single terbarunya, Wali ingin memberikan penyegaran kepada para penggemarnya. Meskipun demikian, tujuan awal Wali setiap merilis karya-karya ini sebagai ajakan untuk berbuat baik kepada manusia. 

Di Ramadhan 2024 juga, salah satu single Wali yang berjudul “Setia Jujur dan Taqwa (SEJUTA)” menjadi lagu pilihan para pengguna media sosial, terutama di TikTok. Tren yang sama juga terlihat di media streaming Spotify dan YouTube.

where to buy viagra buy generic 100mg viagra online
buy amoxicillin online can you buy amoxicillin over the counter
buy ivermectin online buy ivermectin for humans
viagra before and after photos how long does viagra last
buy viagra online where can i buy viagra