Di Morning Zone pagi ini (22/02/2012) YUMISI dapet tantangan untuk membuat sushi nih, Anak Trax. Dini dari ‘Sushi Rakyat’ bawa peralatan dan bahan-bahan lengkap mulai dari bamboo mat, pisau, berbagai toping, mayonnaise, sayuran, tempura, dan masih banyak lagi. Bisnis yang dimotivasi oleh temen baik Dini ini konsepnya adalah sushi pesan antar dan merakyat. Jadi kalau lagi laper, males jalan dan keadaan dompet menipis, kita tinggal hubungin Sushi Rakyat aja. Selain karena harganya yang terjangkau, mulai dari Rp 12.500,00-Rp 50.000,00, konsep merakyat ini juga dateng dari penggunaan bahan yang matang semua. Bahkan saking me’rakyat’nya, Dini sampai kepikiran untuk memakai bahan baku tempe! Wah, dijamin rasa tradisional nih, apalagi didukung juga dengan adanya menu ‘Tenggiri Crispy Roll’! Yum! Yang menarik lagi adalah Dini belajar bikin sushi sendiri lho, bermodalkan video-video tutorial di Youtube. Wah, seru banget. Nah, kalau Anak Trax ada yang mau liat varian menu Sushi Rakyat bisa intip ke www.sushirakyat.blogspot.com atau bisa langsung pesen melalui twitter-nya di @SushiRakyat atau sms/telpon ke 08561059783. (Cynthia)
MUI Larang Film Kiblat Tayang di Bioskop
Film horor Indonesia yang berjudul “Kiblat” tengah menjadi sorotan publik akibat kontroversi dalam film tersebut. Film yang diproduksi oleh Leo Picture ini , dalam posternya menampilkan seorang wanita sedang sholat dengan wajahnya terbalik telah menimbulkan kontroversi.
Cholil Nafis, Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar film Kiblat untuk tidak ditayangkan di bioskop.
Menurutnya, visual yang ditampilkan dalam poster tersebut sudah melampaui batas dan bisa dianggap sebagai penghinaan.
“Saya tak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya seram ko’ judulnya kiblat ya. Saya buka-buka arti kiblat hanya ka’bah, arah menghadapnya orang-orang shalat,” ujarnya.
“Kalau ini benar sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” imbuhnya.
Kiai Cholil mengatakan bahwa film dengan tema agama, seperti Kiblat, sebaiknya tidak dijadikan sebagai hiburan karena dapat menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Ia menekankan bahwa film tersebut tidak seharusnya diputar, karena bisa berpotensi memicu kampanye hitam terhadap ajaran Islam.
Selain itu, promosi sensitif dan kontroversi sering digunakan dalam promosi film seperti promosi film kiblat ini. Hal ini digunakan mereka agar menarik perhatian banyak penonton.
Jika film menyinggung agama biasanya tidak diputar di bioskop. Simbol keagamaan sering digunakan oleh pebisnis untuk meraup keuntungan, kata Cholil.
“Seringkali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung materi. Yang gini tak boleh dibiarkan harus dilawan,” pungkasnya.