Whisnu Santika Gandeng Dipha Barus & Ramengvrl Lewat Single Terbaru “IYAIYA”
Musik Indonesia terus berkembang dengan wajah-wajah baru dan kolaborasi lintas genre yang segar. Salah satu rilisan yang cukup menyita perhatian pada pertengahan 2025 adalah single “IYAIYA”, hasil kolaborasi Whisnu Santika, Dipha Barus, dan Ramengvrl. Lagu ini bukan sekadar perpaduan antara musik elektronik dan rap, melainkan representasi dari tren musik global yang mulai banyak diadopsi di tanah air: cross-genre collaboration.
Di era digital, batas antara genre musik semakin kabur. EDM, pop, hip hop, dan R&B kini sering dipadukan dalam satu karya, dan kolaborasi lintas genre seperti ini bukan hanya soal kreativitas, melainkan juga strategi untuk memperluas audiens. Whisnu Santika dikenal sebagai DJ dan produser yang punya kemampuan mengemas musik elektronik agar tetap terasa “club-friendly” tapi juga enak dinikmati sehari-hari, sementara Dipha Barus adalah ikon EDM Indonesia yang reputasinya sudah sampai kancah internasional dengan karya-karya sarat pesan positif serta kualitas produksi berstandar global.
Di sisi lain, Ramengvrl, rapper perempuan dengan gaya nyentrik, dikenal karena flow rap yang lugas, penuh attitude, dan lirik yang mewakili suara generasi muda urban. Menggabungkan ketiganya berarti menyatukan energi EDM, sentuhan produser kelas dunia, dan narasi rap yang berani, sehingga tidak heran jika “IYAIYA” menjadi proyek yang langsung menarik perhatian begitu diumumkan.
Single “IYAIYA” resmi dirilis pada 27 Agustus 2025 dengan genre Dance/EDM yang dipadukan dengan sentuhan hip hop dan urban rap. Lagu ini ditulis oleh Ramengvrl, Matter Mos, Dipha Barus, dan Whisnu Santika, dengan Whisnu Santika serta Dipha Barus bertindak sebagai produser utama. Proses produksinya juga melibatkan Mbe Sheehan sebagai co-producer, sementara mixing dan mastering digarap oleh Max Oude Weernink.

Untuk instrumen tambahan, ada brass yang dimainkan oleh Paraduta Hanung, sedangkan vokal direkam di Dexter Studio, Jakarta. Lagu ini dirilis di bawah label Whisnu Santika Music dengan distribusi independen secara digital. Saat ini, “IYAIYA” sudah bisa dinikmati di berbagai platform streaming seperti Spotify, Apple Music, SoundCloud, Shazam, dan YouTube, sehingga memperluas aksesibilitas dan mampu menjangkau audiens EDM, rap, hingga pop mainstream.
“IYAIYA” dibuka dengan beat elektronik yang ringan namun ritmis, lalu masuk ke drop yang padat, menampilkan ciri khas produksi Whisnu Santika. Sentuhan Dipha Barus terasa kuat pada layering sound yang rapi, transisi halus, serta perpaduan instrumen elektronik dengan brass section, sesuatu yang jarang ditemui dalam track EDM lokal. Proses mixing yang digarap Max Oude Weernink membuat keseluruhan sound terdengar jernih dan dinamis, sehingga nyaman diputar baik di klub dengan sound system besar maupun lewat headphone personal. Dari sisi vokal, Ramengvrl membawa elemen rap dengan gaya penuh percaya diri. Flow-nya variatif, kadang cepat dan intens, kadang lebih santai, mengikuti dinamika beat sehingga memberi kontras segar pada produksi elektronik yang cenderung repetitif.
Lirik lagu ini menggambarkan kehidupan urban yang penuh energy, nongkrong bersama teman, dunia klub, gaya hidup modern, serta diselipi sindiran ringan tentang realita finansial. Potongan lirik seperti “Masuk in da club bareng bestie iah iah / Naik motor pake balencia iah …” dan “Udah deh bills on me say IYAIYA / Uang masuk abis lagi ya sia sia …” menampilkan keseimbangan antara keseruan hiburan dan refleksi kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan, “IYAIYA” berhasil menghadirkan atmosfer party anthem, sebuah lagu yang mampu memompa adrenalin, mengajak orang bergoyang di lantai dansa, sekaligus tetap terasa relevan dengan realitas hidup generasi muda.
Di era streaming, kesuksesan sebuah lagu sangat dipengaruhi oleh strategi distribusi dan promosi, dan “IYAIYA” diposisikan sebagai karya lintas audiens dengan pendekatan yang menyeluruh. Lagu ini dirilis serentak di berbagai platform streaming populer seperti Spotify, Apple Music, Shazam, dan SoundCloud untuk menjangkau audiens global. Selain itu, hadir pula video musik resmi di YouTube yang bukan hanya berfungsi sebagai pelengkap, tetapi juga menjadi medium visual penting untuk memperkuat branding sekaligus menarik perhatian generasi muda yang lebih banyak mengonsumsi musik lewat format video.
Dari sisi promosi digital, Whisnu Santika, Dipha Barus, dan Ramengvrl aktif mengkampanyekan lagu ini melalui Instagram, TikTok, dan X (Twitter), dengan TikTok menjadi platform kunci karena hook lagu yang kuat berpotensi memicu tren challenge viral. Tidak hanya itu, “IYAIYA” juga diprediksi akan dibawakan dalam berbagai pertunjukan live mulai dari festival musik elektronik, club show, hingga event hip hop, yang semakin memperluas jangkauan audiens dan memperkuat posisi lagu ini di industri musik.
Berdasarkan komentar di SoundCloud dan reaksi awal di media sosial, lagu ini mendapat respon positif. Banyak pendengar menyebut “goks”, “sick”, “best”, menandakan track ini diterima baik oleh komunitas musik elektronik maupun penggemar rap.
Di Spotify, track ini berpotensi masuk ke playlist kurasi populer seperti New Music Friday Indonesia, Electronic Rising, atau Indonesian Rap. Playlist semacam ini sangat penting untuk meningkatkan stream.
“IYAIYA” menjadi contoh nyata kesuksesan kolaborasi lintas genre dengan sejumlah keunggulan yang menonjol. Dari sisi audiens, lagu ini mampu mendiversifikasi pendengar karena EDM dan rap memiliki basis penggemar yang berbeda, sehingga kolaborasi ini mempertemukan keduanya dalam satu karya. Dari sisi brand positioning, Dipha Barus semakin memperkuat citranya sebagai produser berkelas internasional, Whisnu Santika menegaskan eksistensinya di ranah EDM, sementara Ramengvrl berhasil menambah portofolio kolaborasi lintas genre yang memperluas jangkauan kariernya. Lebih dari itu, kehadiran “IYAIYA” juga menjadi bentuk inovasi industri, membuka peluang bagi musisi lain untuk bereksperimen dengan genre campuran sekaligus mendorong ekosistem musik Indonesia agar semakin kompetitif di kancah global.
Meski menjanjikan, kolaborasi “IYAIYA” juga menghadapi sejumlah tantangan ke depan. Persaingan global di ranah EDM dan rap sangat ketat, dengan dominasi artis internasional yang sudah lebih dulu menguasai pasar. Dari sisi kreativitas, menjaga keseimbangan antara elemen EDM dan rap agar saling mendukung tanpa saling menutupi juga bukan hal yang mudah. Selain itu, promosi berkelanjutan menjadi kunci, karena tanpa strategi yang konsisten, lagu berpotensi cepat tenggelam dari radar publik. Tantangan lain adalah ekspektasi tinggi dari pendengar; proyek sebesar ini menciptakan standar baru, sehingga karya berikutnya harus mampu minimal menyamai, bahkan melampaui, pencapaian “IYAIYA”.
Dengan kualitas produksi yang solid dan kombinasi talenta dari tiga nama besar, “IYAIYA” memiliki prospek cerah di masa depan. Lagu ini berpotensi masuk ke berbagai chart musik digital di Indonesia, sekaligus viral di TikTok melalui challenge tarian atau remix kreatif dari pengguna. Selain itu, “IYAIYA” juga berpeluang besar dibawakan dalam festival musik internasional yang memberi panggung bagi musisi Indonesia untuk tampil lebih luas. Tidak menutup kemungkinan, kolaborasi ini bisa menjadi titik awal lahirnya proyek lanjutan, seperti album kompilasi atau remix bersama produser mancanegara, yang semakin memperkuat posisi musik Indonesia di kancah global.
Single “IYAIYA” bukan sekadar lagu baru, tapi simbol dari arah baru musik Indonesia: kolaborasi lintas genre yang berani dan inovatif. Dengan Whisnu Santika di balik DJ booth, Dipha Barus di ruang produksi, dan Ramengvrl di mic, lagu ini menggabungkan energi EDM, standar produksi global, dan attitude rap urban.
“IYAIYA” adalah contoh bagaimana musik Indonesia bisa terus relevan, berani bereksperimen, dan siap bersaing dengan rilisan internasional. Jika promosi terus digencarkan, lagu ini berpotensi menjadi salah satu anthem dance-rap terbesar tahun 2025.