“What We Saw From The Cheap Seats” adalah album keenam Regina Spektor yang dirilis tanggal 29 Mei 2012 yang lalu. Album ini adalah kumpulan lagu-lagu terbaru karyanya dan beberapa rekaman pertama dari lagu-lagu lama Regina Spektor. Di album keenam ini pun sisi eksentrik dan unik khas Regina Spektor tetap terasa. Dalam lagu “All The Rowboats” misalnya, terasa musik pop yang begitu dramatis dengan klimaks yang terbangun bertahap dan melodi yang unik tetapi adiktif. Yang lebih menariknya adalah suara mulut yang meniru suara ‘boom’ pada synth di awal dan akhir lagu. Nggak hanya itu, suara mulut yang serupa juga bisa didengar di lagu “Open” atau “ Oh Marcello”. Dua lagu itu pun terdengar teatrikal tetapi tetap ceria. Sedangkan untuk lagu “Don’t Leave Me (Ne Me Quitte Pas) adalah lagu dari album ‘Songs’ (2002) yang dimunculkan kembali tetapi dengan iringan horn yang lebih ceria dan kekanakan. Musik yang Regina Spektor hasilkan memang terkadang aneh, tetapi tetap terdengar classy dan menunjukkan dirinya yang begitu berbakat. Regina Spektor menyinggung topik yang canggung dan sulit dengan sentuhan yang ringan atau menyanyikannya dengan wajah tersenyum. Secara keseluruhan: album yang menarik dari Regina Spektor dan membuat kita menunggu-nunggu karya menakjubkannya selanjutnya.
Taylor Swift Keluarkan 15 Lagu Kejutan, Umumkan ‘The Tortured Poets Department’ Jadi Double Album
Taylor Swift mengejutkan penggemar dengan “double album” dari The Tortured Poets Department Jumat pagi. Ekspansinya, dirilis dua jam setelah album awal, menampilkan 15 lagu lagi bertajuk The Anthology.
“Ini kejutan pukul 02.00: The Tortured Poets Department adalah album rahasia GANDA,” tulis Taylor di Instagram. “Saya telah menulis begitu banyak puisi yang menyiksa dalam 2 tahun terakhir dan ingin berbagi semuanya dengan Anda, jadi inilah bagian kedua dari TTPD: The Anthology. 15 lagu tambahan. Dan sekarang ceritanya bukan milikku lagi… itu milikmu.”
Penyanyi-penulis lagu ini meluncurkan album pertamanya yang berisi 16 lagu pada tengah malam pada hari Jumat. Dua lagu merupakan kolaborasi dengan Post Malone dan Florence + The Machine. Ada juga empat lagu bonus, “The Manuscript”, “The Bolter”, “The Albatross” dan “The Black Dog” yang ditampilkan dalam versi vinyl berbeda dari album tersebut. Keempat lagu tersebut, bersama 11 lagu baru lainnya, masuk dalam The Anthology.
Di Instagram, Taylor juga menyebut album tersebut sebagai “sebuah antologi karya-karya baru yang mencerminkan peristiwa, opini, dan sentimen dari momen singkat dan fatalistik – sesuatu yang sensasional dan menyedihkan dalam ukuran yang sama.”
Menjelang perilisan album, Taylor mengungkapkan bahwa single pertama albumnya adalah “Fortnight” yang menampilkan Post Malone. “Saya menjadi penggemar berat Post karena dia adalah seorang penulis, eksperimen musiknya, dan melodi yang dia ciptakan yang selalu melekat di kepala Anda selamanya. Saya menyaksikan keajaiban itu menjadi nyata secara langsung ketika kami bekerja bersama di ‘Fortnight,’” tulis Taylor di Instagram di samping foto bersama Post Malone.
Spotify juga mengungkapkan pada hari Kamis bahwa album tersebut menjadi album Countdown Page yang paling banyak disimpan sebelumnya dalam sejarah audio streamer.