| | | |

Sabrina Carpenter Akui Jatuh ke Kaktus saat Syuting Video ‘Manchild’, “I Started Crying”

Sabrina Carpenter kembali menjadi sorotan, bukan hanya berkat perilisan video musik terbarunya, tetapi juga karena kisah unik yang terjadi di balik proses pembuatannya. Dalam penampilannya di acara Late Night with Seth Meyers, penyanyi sekaligus aktris itu membagikan pengalaman tak terduga yang ia alami saat syuting video klip “Manchild”. Di tengah pengambilan adegan, Sabrina tanpa sengaja terjatuh tepat di atas tanaman kaktus. Bukannya sekadar insiden kecil, kejadian itu membuatnya merasa perih dan kaget hingga akhirnya ia “started crying” karena rasa sakit yang muncul seketika. Momen tersebut kini menjadi salah satu cerita paling mencuri perhatian dari balik layar produksi video musik itu, sekaligus menunjukkan sisi lain dari kerja keras Sabrina yang tak terlihat oleh penonton.

Insiden tak terduga terjadi saat proses syuting video musik “Manchild” berlangsung. Dalam wawancaranya di acara Late Night, Sabrina Carpenter menceritakan bahwa ia sempat terjatuh tepat di atas kaktus ketika sedang melakukan salah satu adegan. Awalnya, kejadian itu terdengar lucu bahkan Sabrina sendiri sempat menertawakannya, namun dalam hitungan detik, rasa sakit yang menusuk membuatnya tak kuasa menahan air mata. Ia mengatakan, “It’s so easy to laugh when people get hurt. And I did. But then I started crying”.

Rasa tidak nyaman tak berhenti di situ. Sepanjang sisa hari syuting, Sabrina harus berkali-kali mencabut duri kecil yang menempel di kulitnya, sebuah pengalaman yang jauh dari glamor meski video yang dihasilkan terlihat begitu mulus dan penuh estetika. Beruntung, tim produksi telah menyiapkan petugas medis di lokasi sehingga ia segera mendapatkan pertolongan dan bisa melanjutkan proses pengambilan gambar. Kisah ini mengejutkan banyak penggemar karena memperlihatkan bahwa di balik video musik yang tampak sempurna, selalu ada risiko fisik dan tantangan nyata yang harus dihadapi para artis. Insiden jatuh ke kaktus ini pun menjadi bukti bahwa pembuatan video berskala besar sering kali tidak seindah tampilannya di layar.

Sumber: gettyimages

Proses penggarapan video musik “Manchild” terbukti jauh lebih kompleks dan ambisius daripada yang terlihat di layar. Sabrina Carpenter mengungkap bahwa syuting dilakukan selama tiga hari penuh, dan bahkan ditambah satu hari ekstra hanya untuk memastikan hasil akhirnya terasa “lebih gila” dan benar-benar sesuai dengan visi kreatifnya. Tambahan hari tersebut menunjukkan seberapa besar dorongan tim produksi untuk menghadirkan visual yang maksimal tidak sekadar mengikuti standar video musik pop biasa.

Sabrina juga menyebut bahwa ia harus berganti 37 kostum berbeda sepanjang proses pengambilan gambar. Jumlah yang luar biasa ini menegaskan betapa detail dan intensnya produksi tersebut, karena setiap tampilan dirancang untuk mendukung cerita, estetika, dan dinamika adegan yang berubah-ubah dengan cepat. Proyek ini tidak hanya menuntut stamina, tetapi juga kesiapan mental untuk terus masuk ke karakter dengan gaya dan nuansa berbeda di setiap set.

Konsep video “Manchild” sendiri menghadirkan nuansa road trip musim panas yang liar dan penuh energi, dengan latar gurun yang luas serta berbagai adegan dramatis. Penonton disuguhi visual Sabrina yang bermain rollerblade sambil memegang truk yang melaju, aksi baku tembak dan kejar-kejaran, hingga adegan ekstrem melompat ke kolam berisi hiu. Semua elemen ini memberikan kesan bahwa video tersebut adalah kombinasi dari film aksi, komedi, dan estetika pop modern sebuah pendekatan yang jarang dilakukan dalam satu klip musik.

Namun, di balik semua keseruannya, produksi ini jauh dari mudah. Selain menuntut fisik, koordinasi, dan fokus yang tinggi, Sabrina juga harus menghadapi berbagai kejadian tak terduga, termasuk insiden jatuh ke kaktus yang membuatnya kesakitan sepanjang hari. Tantangan-tantangan tersebut menunjukkan bahwa pembuatan video semewah ini membutuhkan keberanian dan komitmen ekstra. Tak heran jika Sabrina menyebut bahwa “Manchild” adalah syuting paling ambisius yang pernah ia jalani sepanjang kariernya. Dengan skala produksi besar, banyak adegan berbahaya, kostum yang tak terhitung, dan visi kreatif yang detail, video ini menjadi salah satu karya paling berani dalam diskografi visualnya.

Sumber: UPROXX

Meski harus melewati insiden menyakitkan seperti jatuh ke kaktus, Sabrina Carpenter tetap menegaskan bahwa video musik “Manchild” merupakan proyek yang sangat berarti baginya, baik secara kreatif maupun emosional. Ia menyebut produksi ini sebagai “project of my dreams” sebuah karya visual yang benar-benar mencerminkan gagasan artistiknya penuh warna, penuh aksi, dan tanpa kompromi terhadap detail. Bagi Sabrina, video ini bukan sekadar pelengkap lagu, melainkan medium untuk mengekspresikan sisi dirinya yang paling bebas dan imajinatif.

Dalam wawancaranya, Sabrina juga meminta para penonton dan penggemarnya untuk melihat lebih jauh dari visual yang tampak sempurna. Di balik klip tersebut terdapat kerja keras, dedikasi, dan rasa sakit yang nyata. Ia bahkan secara terbuka mengatakan, “We endured a lot of pain to get the finished product” menegaskan bahwa proses mewujudkan visi kreatif itu menuntut pengorbanan fisik dan mental dari seluruh tim produksi. Hal ini menunjukkan seberapa besar komitmen yang ia curahkan demi menghasilkan karya yang sesuai dengan standar dan impiannya.

Lagu “Manchild” sendiri memiliki makna yang lebih dalam karena menjadi bagian dari album terbarunya, Man’s Best Friend. Album ini merepresentasikan fase kehidupan Sabrina sebagai perempuan muda yang sedang mencari jati diri, mengalami kebingungan, merayakan kebebasan, dan menjelajahi dunia dengan semangat petualangan ala road trip musim panas. Video musik yang penuh energi, humor, dan kekacauan terkontrol itu menjadi cerminan langsung dari perjalanan emosional tersebut.

Melalui seluruh pengorbanan fisik, jam kerja panjang, serta keberanian untuk mengambil risiko, Sabrina ingin memastikan bahwa “Manchild” bukan hanya sebuah video musik untuk ditonton sekali lalu dilupakan. Ia menciptakan sebuah pengalaman visual yang intens dan bermakna, sesuatu yang dapat dinikmati penonton dari berbagai sisi baik sebagai hiburan, seni visual, maupun cermin dari fase hidup yang penuh transformasi.

Sumber: gettyimages

Insiden Sabrina Carpenter yang tanpa sengaja terjatuh ke kaktus saat syuting “Manchild” mungkin sekilas terdengar seperti momen komedi. Namun, jika melihat lebih dalam, kejadian itu justru menyoroti betapa besar komitmen dan dedikasi yang ia curahkan demi mewujudkan visinya. Mulai dari proses syuting yang berlangsung selama beberapa hari, pergantian kostum yang mencapai puluhan kali, rangkaian adegan penuh aksi, hingga rasa sakit fisik yang harus ia tanggung, semuanya merupakan bagian dari perjalanan menuju sebuah karya yang ia sebut sebagai “dream production”.

Bagi para penggemar maupun pecinta musik secara umum, kisah ini menjadi pengingat penting bahwa video musik yang terlihat mulus dan memukau selalu melalui proses panjang di belakang layar. Ada tenaga, waktu, kreativitas, dan pengorbanan yang tidak sedikit untuk membuat sebuah karya dapat dinikmati hanya dalam beberapa menit di layar. Jadi, saat menekan tombol play dan menikmati visual “Manchild”, ingatlah bahwa setiap adegan mungkin menyimpan cerita dramatis, menantang, dan penuh usaha yang menjadikannya begitu berkesan.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *