Review ‘Zootopia 2’, Jason Bateman & Ginnifer Goodwin Kembali Hadirkan Sekuel Penuh Kejutan
Hampir sepuluh tahun berlalu sejak Zootopia pertama kali memikat penonton pada 2016, dan penantian panjang itu akhirnya terbayar ketika Zootopia 2 resmi meluncur pada November 2025. Sekuel terbaru ini kembali mempertemukan penonton dengan pasangan detektif paling ikonis dari kota hewan metropolis tersebut Judy Hopps, si kelinci polisi yang penuh tekad, dan Nick Wilde, rubah licik yang kini bertransformasi menjadi petugas penegak hukum penuh pesona. Keduanya kembali dihidupkan secara memukau oleh Ginnifer Goodwin dan Jason Bateman, dua pengisi suara veteran yang sejak film pertama berhasil membuat karakter ini terasa begitu hidup dan dicintai.
Alih-alih hanya mengandalkan kekuatan nostalgia, Zootopia 2 hadir sebagai sekuel yang benar-benar memperluas cakrawala dunia Zootopia. Film ini menambahkan galeri karakter baru, dinamika sosial yang lebih kompleks, serta konflik yang segar dan relevan dengan isu modern. Semua itu dibalut dalam gaya khas franchise ini kombinasi humor cerdas, misteri yang digarap rapi, dan animasi yang semakin memukau secara visual. Ulasan awal dari Hollywood Reporter dan Los Angeles Times menekankan bagaimana film ini mampu menghadirkan perpaduan antara keseruan yang familiar dan kejutan yang benar-benar baru, menjadikannya bukan sekadar lanjutan, tetapi evolusi dari dunia Zootopia yang sudah dicintai banyak orang.
Keberhasilan besar Zootopia pada 2016 langsung memunculkan wacana lanjutan dari para penggemar dan pihak studio. Meskipun wacana tersebut sempat beredar sejak beberapa tahun setelah perilisan film pertamanya, langkah konkret menuju pembuatan sekuel baru diumumkan secara resmi pada 2023. Kabar ini disambut antusias, mengingat dunia Zootopia memiliki potensi luas yang belum sepenuhnya tereksplorasi. Untuk menjaga kesinambungan kualitas, Disney kembali mempercayakan kursi sutradara kepada Jared Bush dan Byron Howard, dua sosok yang juga membentuk identitas film pertama. Jared Bush tak hanya mengarahkan, tetapi juga kembali turun langsung dalam penulisan naskah sehingga tone, humor, dan pesan sosial khas Zootopia tetap terjaga.

Di departemen musik, kehadiran Michael Giacchino komposer legendaris yang sebelumnya juga menggarap soundtrack Zootopia memberi sentuhan konsistensi sekaligus nuansa baru. Selain menghadirkan skor orisinal, Giacchino menambahkan sebuah lagu baru bertajuk “Zoo”, dinyanyikan oleh karakter musisi yang kembali muncul dari film pertama. Kehadiran lagu ini dirancang untuk memperkaya atmosfer cerita sekaligus memberikan momen musikal yang berkesan. Secara distribusi, Zootopia 2 memulai debut globalnya pada 26 November 2025 di Amerika Serikat. Setelah itu, film ini dirilis secara bertahap ke berbagai negara, termasuk Indonesia, sehingga penonton internasional dapat menikmati kelanjutan petualangan Judy Hopps dan Nick Wilde hampir bersamaan. Dengan susunan kru yang solid, komposer papan atas, serta visi kreatif yang dikembangkan secara konsisten sejak film pertama, tak heran bila ekspektasi terhadap Zootopia 2 sangat tinggi. Penonton dan kritikus sama-sama menantikan bagaimana film ini akan memperluas dunia Zootopia baik dari sisi visual, humor, maupun kedalaman ceritanya.
Zootopia 2 melanjutkan cerita hanya beberapa waktu setelah peristiwa di film pertama. Kini, Judy Hopps dan Nick Wilde tidak lagi sekadar rekan spontan dalam sebuah kasus besar, tetapi telah resmi menjadi pasangan detektif di Departemen Kepolisian Zootopia. Meski keduanya saling melengkapi, perbedaan karakter Judy yang impulsif dan penuh idealisme serta Nick yang santai dan sinis sering kali membuat kerja sama mereka penuh gesekan kecil yang sekaligus menjadi sumber dinamika menarik dalam film. Masalah besar muncul ketika kota yang selama ini dikenal sebagai tempat harmonis antar-mamalia tiba-tiba diguncang oleh kasus yang tak terduga penemuan selembar kulit ular misterius. Temuan ini mengejutkan banyak pihak karena selama ini reptil tidak pernah terlihat maupun dianggap bagian dari ekosistem sosial Zootopia. Penyelidikan awal mempertemukan Judy dan Nick dengan sebuah acara besar, Zootennial Gala, perayaan seratus tahun berdirinya kota. Namun pesta megah tersebut berubah menjadi kekacauan ketika seekor pit viper muncul, menculik kepala keluarga penyelenggara gala, dan mencuri sebuah buku harian kuno yang menyimpan informasi penting tentang masa lalu Zootopia.
Dari sini, film mengungkap lapisan konflik yang jauh lebih dalam daripada yang terlihat. Melalui serangkaian petunjuk, Judy dan Nick mengetahui bahwa sejarah Zootopia ternyata tidak seutuh dan seindah yang selama ini diceritakan. Dahulu kala, reptil hidup berdampingan dengan hewan lainnya, namun perlahan-lahan tersingkir akibat kebijakan eksklusif para pendiri kota yang memilih memprioritaskan mamalia. Dengan ditemukannya bukti sejarah yang terlupakan, kelompok reptil akhirnya bangkit dan menuntut pengakuan serta hak yang selama ini dirampas. Konflik ini membuat Judy dan Nick berada di posisi yang rumit, mereka harus menguak siapa sebenarnya yang berada di balik konspirasi besar tersebut, sembari memastikan bahwa ketidakadilan lama tidak kembali menimbulkan perpecahan di kota. Karena menyangkut kelompok yang telah lama termarjinalkan, Zootopia 2 menghadirkan cerita yang lebih berlapis, relevan, dan berani, jauh melampaui sekadar animasi petualangan keluarga. Film ini kembali menegaskan bahwa Zootopia adalah panggung bagi isu-isu sosial yang dikemas cerdas, ringan, namun tetap menyentuh.
Kembalinya Ginnifer Goodwin sebagai pengisi suara Judy dan Jason Bateman sebagai Nick memberikan kesinambungan yang solid bagi sekuel ini. Chemistry keduanya tetap memikat, menghadirkan dinamika yang lebih matang namun tetap ringan perpaduan pas antara aksi, humor, dan karakter yang hidup. Hadir pula sejumlah tokoh baru, seperti seekor ular misterius yang disuarakan Ke Huy Quan, serta beberapa karakter pendukung lain yang menambah warna dan memperluas kompleksitas dunia Zootopia. Perluasan dunia dalam film ini juga menjadi poin kuat; Zootopia 2 menghadirkan area baru, termasuk wilayah khusus reptil yang sebelumnya kurang mendapat porsi, membuat kota ini terasa lebih besar, beragam, dan semakin “hidup.” Secara visual, kualitas animasinya menunjukkan peningkatan signifikan. Detail ekspresi, tekstur lingkungan, serta desain karakter baru membuat film ini terasa seperti sekuel yang benar-benar layak bukan hanya bermodalkan nostalgia. Banyak kritikus juga memuji kualitas visual dan animasi 3-D-nya yang mengesankan.

Dari sisi cerita, Zootopia 2 tetap berani mengangkat isu sosial dengan pendekatan yang ringan namun bermakna. Tema seperti penerimaan, diskriminasi terhadap kelompok minoritas, dan prasangka terhadap yang berbeda kembali muncul dalam balutan cerita hewan antropomorfik. Konflik antara mamalia dan reptil dapat dibaca sebagai metafora dari ketegangan sosial di dunia nyata, menjadikan film ini relevan tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga penonton dewasa. Selain itu, unsur humor khas Zootopia tetap dipertahankan. Film ini dipenuhi permainan kata, situasi absurd, hingga joke bertema hewan yang mengundang tawa. Meski demikian, unsur aksi dan misteri tetap kuat terutama dalam bagian penyelidikan hingga menuju klimaks di acara gala memberikan keseimbangan antara komedi, ketegangan, dan hiburan keluarga yang solid.
Zootopia 2 mungkin tidak hadir sebagai film yang sepenuhnya tanpa cela, namun ia sukses membawa kembali pesona dunia Zootopia dengan cara yang segar, penuh warna, dan tetap relevan dengan isu masa kini. Perpaduan karakter lama dan pendatang baru, visual yang memukau, humor yang efektif, unsur misteri, hingga pesan sosial yang universal membuat sekuel ini tetap layak dicintai oleh penonton keluarga maupun dewasa. Penampilan vokal Ginnifer Goodwin dan Jason Bateman kembali menjadi pilar kuat yang menjaga jiwa film ini, sementara keberanian untuk memperluas cakupan dunia Zootopia menjadikannya lebih dari sekadar kota mamalia, melainkan sebuah komunitas luas yang kaya dinamika. Jika kamu membutuhkan tontonan animasi yang menghibur, menyentuh, dan ramah untuk semua usia, Zootopia 2 adalah pilihan yang aman sekaligus menyenangkan.
Namun, bagi penonton yang berharap menemukan kedalaman satir atau ketajaman narasi seperti film pertamanya, mungkin ada sedikit rasa kurang. Meski begitu, secara keseluruhan Zootopia 2 tetap memberikan petualangan yang seru, kocak, dan pada beberapa titik bahkan terasa sangat berarti.