pina

PINA (2011) by Wim Wenders

Film dokumenter juga bisa memberikan pengalaman menonton yang menyenangkan dan menginspirasi.

Sutradara: Wim Wenders (Jerman/Perancis)

Durasi: 106 menit

Musical & Performing Arts, Documentary

Format: DCP, 3D. Berwarna dan Hitam/Putih

Mengantuk, menguap, tertidur, mengorok, lalu terbangun pada saat ‘credit title’. Mungkin itu adalah hal-hal yang sebagian dari kita alami dalam proses menonton film dokumenter. Apalagi kalau konten film dokumenter tersebut tidak sesuai dengan minat kita. Tetapi diluar konten yang sesuai selera, sebetulnya film dokumenter juga dapat dinikmati apabila menarik secara pengemasan.

Walaupun film dokumenter secara luas dapat diartikan sebagai upaya merekam realitas, tetapi banyak cara dan bahasa yang digunakan untuk menampilkan kenyataan tersebut di hadapan penonton. Salah satu film dokumenter yang menarik adalah “PINA” film documenter tari dalam format 3D yang pertama di dunia.

Pina adalah pertunjukkan tari kontemporer dalam sebuah film panjang tiga dimensi dengan ansembel teater tari “Wuppertal”, menggambarkan karya-karya besar seorang koreografer ternama, Pina Bausch yang meninggal dunia pada musim panas 2009. Dalam film dokumenter ini tersirat kesan yang dialami oleh para penari, masing-masing secara pribadi, keterlibatan langsung mereka bekerja dengan Pina Bausch.

Menonton film ini rasanya mirip seperti menyaksikan pertunjukan tari di sebuah panggung secara langsung, namun seperti mendapat panduan akan apa yang seharusnya kita lihat dan perhatikan dari perspektif kamera. Panduan tersebut diberikan oleh Wim Wenders, sutradara film dokumenter “PINA”. Perpaduan Pina Bausch dan Wim Wenders sangat indah dan menginspirasi.

Wim Wenders adalah seorang sutradara asal Jerman yang pernah masuk nominasi Piala Oscar. Ia sempat bercita-cita menjadi seorang pelukis, sampai akhirnya memutuskan untuk terlibat di dalam dunia perfilman. Wim Wenders mendapat pengakuan sebagai bagian dari sutradara generasi German New Wave pada tahun 1970-an (http://en.wikipedia.org/wiki/New_German_Cinema).

Karya Wim Wenders diantaranya adalah Lumière and Company (1995), Alice in den Städten (Alice in the Cities) (1974), Paris, Texas (1983), dan masih banyak lagi. Sampai sekarang dia masih berkarya, namun film terbaru yang sudah dirilis adalah “PINA” (2011).

Dalam film “PINA”, Wim Wenders mengundang para penonton untuk menyaksikan kekuatan visual, gambar-gambar sensual yang penuh energi untuk menemukan satu dimensi baru, memasuki pusat panggung ansembel legendaris dan kemudian keluar dari gedung teater untuk turun ke kota dan alam sekitar Wuppertal – satu kota yang selama 35 tahun menjadi tanah air dan pusat kreativitas Pina Bausch.

Melalui film ini terbukti juga bahwa pengalaman menonton yang berbeda itu sebetulnya tidak hanya bisa kita dapatkan melalui film fiksi, karena menikmati film dokumenter juga menyenangkan dan menginspirasi. Seperti film “Pina” ini. Saya begitu menikmatinya sampai saya tidak ingin film ini berakhir. “Pina” juga meninggalkan kesan pribadi bahwa sesungguhnya saya adalah penari dalam kehidupan sehari-hari. (Nastasha Abigail)

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *