Omnibus: Kita Versus Korupsi (2011)

k_v_k

Sutradara: Chaerun Nissa, Emil Heradi, Lasja F.Susatyo, Ine Febriyanti

Omnibus memang sudah menjadi konsep tertentu sebuah film. Salah satu yang fenomenal adalah film Thailand yang berjudul Phobia atau 4bia (2008). Di Paris, film pendek romantis yang terkenal adalah Paris je t’aime! (2006) Film ini mendapatkan penghargaan dimana-mana disutradai oleh 22 Sutradara papan atas dengan menampilkan 18 cerita pendek yang nyaris berhubungan dan dibintangi oleh bintang bergengsi dunia.

Kata ‘omnibus’ sendiri berasal dari bahasa Latin ‘omnibus’ yang artinya ‘untuk semuanya’. Omnibus bisa diartikan sebagai kumpulan beberapa film pendek yang tergabung menjadi satu film panjang karena membicarakan issue yang sama.

Dalam suatu film omnibus, bisa saja ada genre berbeda-beda yang ditawarkan misalnya drama, komedi, horor, atau thriller. Bisa juga film omnibus terdiri dari satu tema, atau satu sutradara, atau satu penulis skenario, atau satu aktor yang selalu muncul. Kumpulan cerita pendek tersebut bisa juga digarap oleh beberapa sutradara berbeda tetapi dengan tema cerita atau issue yang sama. Intinya dari setiap film pendek yang tergabung dalam omnibus pasti ada benang merahnya.

Dua dari film yang pertama kali menggunakan format omnibus adalah film karya Edmund Goulding berjudul ”Grand Hotel” (1932), dan film rilisan Paramount berjudul ”If I Had a Million” (1932) terdiri dari beberapa segmen yang digarap sejumlah sutradara. Omnibus juga bukan hal yang baru di perfilman Indonesia. Bahkan akhir-akhir ini bisa dibilang produksi film Omnibus sedang marak dan ngetren, beberapa akan dirilis tahun ini. Namun sayangnya film omnibus belum populer ditayangkan di bioskop-bioskop kesayangan anda.

Tapi tenang saja Anak Trax, di bioskop kesayangan gue, Kineforum, sedang diputar sebuah film Omnibus Indonesia yang mengangkat isu korupsi berjudul Kita Versus Korupsi. Sudah lazim terjadi tindak korupsi terjadi di sekitar kita dan baiknya kita tidak bersikap pasrah, kebal atau acuh tak acuh. Salah satu bentuk usaha memerangi korupsi adalah melalui media pop culture seperti film ini.

Terdiri dari empat film pendek yang dibuat sebagai bentuk kampanye anti korupsi. Sesungguhnya korupsi juga banyak terjadi di lingkup sekitar kita, misalnya dimulai dari keluarga, nilep duit jajan dari nyokap (nah lo!) :P. Korupsi bukan selalu bahasan mengenai hal yang besar seperti jalannya hukum dan permasalahan politik. Masing-masing cerita menilik dari keseharian dimana virus korupsi bisa menyusup ke dalam kehidupan seseorang.

Berikut sedikit sinopsis dari masing-masing film:

1.    Rumah Perkara (2011)
Sutradara        : Emil Heradi
Aktor/Aktris    : Teuku Rifnu Wikana, Ranggani Puspadya
Durasi        : 20 menit

Seorang lurah harus memilih siapa yang ia bela: atasan dan jabatan, atau kesejahteraan rakyatnya yang sempat ia janjikan.

2.    Aku Padamu (2011)
Sutradara        : Lasja F.Susatyo
Aktor/Aktris    : Nicholas Saputra, Revalina S.Temat, Ringgo Agus Rahman
Durasi        : 17 menit

Sepasang kekasih hendak menjalankan satu keputusan penting. Keraguan muncul karena perbedaan persepsi tentang ’jalan pintas’.

3.    Selamat siang, Risa! (2011)
Sutradara        : Ine Febriyanti
Aktor/Aktris    :  Tora Sudiro, Dominique Diyose
Durasi        : 18 menit

Keputusan orang tua Risa di masa lalu dan keputusan Risa di masa sekarang sama-sama tidak akan disesali sampai mati.

4.    PSSSTTT… Jangan Bilang Siapa-Siapa (2011)
Sutradara        : Chairun Nissa
Aktor/Aktris    : Alexandra Natasha, Siska Selvi Dawsen, dan Nasha Abigail
Durasi        : 13 menit

Cerita tentang tiga remaja teman sekolah tentang bagaimana mereka mendapatkan barang-barang kesukaan mereka.

Film Kita Versus Korupsi dirilis secara non-komersial. Diproduksi bersama antara Transparency International Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi, Management Systems International, USAID, dan Cangkir Kopi. Film ini bermaksud untuk menginspirasi nilai-nilai yang kita pegang sekarang. Harapannya memiliki dampak refleksi terhadap penontonnya.

Film Omnibus sebetulnya cocok untuk ditonton oleh orang Indonesia yang cara berpikirnya ogah rugi. Kalau dilihat secara hukum ekonomi: bayar satu, dapat banyak. Kalau Anak Trax mau yang super untung, nontonnya di Kineforum, tidak bayar, dapat semua 

*Film ini ditayangkan di KineforumTaman Ismail Marzuki – Belakang Galeri Cipta 3Jl. Cikini Raya 73, Jakarta Pusat.

** Jadwal pemutaran:
Setiap hari dari tanggal 13 Februari 2012 – 18 Februari 2012
PK. 17.00 WIB

***Pemutaran tidak dipungut biaya 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

fourteen + seven =

SHARE IT
RELATED TRAX GUIDE

MUI Larang Film Kiblat Tayang di Bioskop

Film horor Indonesia yang berjudul “Kiblat” tengah menjadi sorotan publik akibat kontroversi dalam film tersebut. Film yang diproduksi oleh Leo Picture ini , dalam posternya menampilkan seorang wanita sedang sholat dengan wajahnya terbalik telah menimbulkan kontroversi.

Cholil Nafis, Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar film Kiblat untuk tidak ditayangkan di bioskop. 

Menurutnya, visual yang ditampilkan dalam poster tersebut sudah melampaui batas dan bisa dianggap sebagai penghinaan. 

“Saya tak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya seram ko’ judulnya kiblat ya. Saya buka-buka arti kiblat hanya ka’bah, arah menghadapnya orang-orang shalat,” ujarnya.

“Kalau ini benar sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” imbuhnya. 

Kiai Cholil mengatakan bahwa film dengan tema agama, seperti Kiblat, sebaiknya tidak dijadikan sebagai hiburan karena dapat menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Ia menekankan bahwa film tersebut tidak seharusnya diputar, karena bisa berpotensi memicu kampanye hitam terhadap ajaran Islam.

Selain itu, promosi sensitif dan kontroversi sering digunakan dalam promosi film seperti promosi film kiblat ini. Hal ini digunakan mereka agar menarik perhatian banyak penonton. 

Jika film menyinggung agama biasanya tidak diputar di bioskop. Simbol keagamaan sering digunakan oleh pebisnis untuk meraup keuntungan, kata Cholil. 

“Seringkali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung materi. Yang gini tak boleh dibiarkan harus dilawan,” pungkasnya. 

Para Betina Pengikut Iblis 2 Siap Tayang di Bioskop Mulai 28 Maret

Film horror garapan sutradara Rako Prijanto “Para Betina Pengikut Iblis Part 2” dikabarkan segera tayang di bioskop.

Film ini merupakan sequel dari film Para Betina Pengikut Iblis yang dirilis pada tahun 2023 lalu, dan akan kembali menghantui bioskop-bioskop di seluruh Indonesia pada 28 Maret 2024 mendatang.

Para Betina Pengikut Iblis part 2 dibintangi sejumlah aktor dan aktris Indonesia yang terkenal, seperti Mawar De Jongh, Adipati Dolken, Sara Fajira, Hanggini, dan Gusti Rayhan.

Dalam sekuel “Para Betina Pengikut Iblis Part 2”, Sumi (Mawar De Jongh)  berupaya melarikan diri dari ancaman iblis dan dalam perjalanannya bertemu dengan Asih (Sara Fajira) dan Sari (Hanggini), yang juga memiliki pengalaman mengerikan yang serupa.

Mawar mengatakan bahwa di film kedua ini, karakter yang ia mainkan lebih sadis dibandingkan di film pertama.

“Karakter Sumi di film ‘Para Betina Pengikut Iblis 2’ akan lebih sadis dari sebelumnya. Meski begitu, aku merasa tidak ada permasalahan yang serius juga dari karakter aku ini karena memang setelah selesai adegannya, (aku) sudah kembali jadi Mawar” kata Mawar, dikutip dari Antara.

Sara Fajira juga menceritakan upayanya mendalami karakter Asih yang lebih gila dari dua karakter lainnya, termasuk di antaranya dengan berdiskusi dengan sutradara.

“Ternyata Asih ini memang karakternya lebih gila dari dua betina lainnya, dia akan melakukan apa saja dan menghalalkan segala cara buat melakukan apapun,” katanya.

Soundtrack Avatar: The Last Airbender Terinspirasi dari Tari Kecak!

Belakangan ini media sosial sedang ramai dengan soundtrack viral dari series Avatar: The Last Airbender. Namun, siapa sangka jika soundtrack tersebut terinspirasi dari salah satu tari tradisional Bali.

Dalam sebuah wawancara eksklusif di saluran YouTube Avatar: The Last Airbender, Jeremy Zuckerman, sang komposer soundtrack, mengungkapkan bahwa soundtrack tersebut terinspirasi dari tari kecak Bali.

Instrumen dalam ending credit film tersebut terinspirasi dari nyanyian tari kecak Bali yang berbunyi “Cak cak cak”. Bahkan instrumen ini juga sudah dipakai sejak Avatar versi animasi hingga versi live action.

“Untuk kredit akhir terinspirasi dari tari kecak Indonesia dan Anda akan mendapatkan suara ‘cak, cak, cak, cak’, semacam itu. Dan kemudian Anda overlay dan disesuaikan lagi. Hal gila akan Anda dapatkan dan sangat terinspirasi oleh itu” ungkap Zuckerman, dikutip dari viva.co.id.

Tidak hanya Tari Kecak, Zuckerman juga menyebutkan bahwa instrumen dan spesial efek dalam serial Avatar versi animasi juga dibuat menggunakan alat musik tradisional China, seperti Guzheng (sejenis kecapi) dan pipa.

Sementara itu, serial live action Avatar: the Last Airbender telah tayang di Netflix sejak 22 Februari lalu. Netflix juga memastikan serial Avatar akan berlanjut ke musim dua dan tiga.

TRAX MUSIC

Will Smith Akui Khatam Al Quran Selama Ramadhan

Aktor Will Smith mengaku sudah khatam Al qur’an selama Ramadhan 2023 lalu. Ia juga mengatakan bahwa ia mudah memahami isi dari Al Quran karena apa yang disampaikan di dalamnya sederhana dan sangat jelas.

“Saya membaca Al Quran setiap lembarnya selama Ramadan tahun lalu. Melalui Al Quran, saya membaca tentang Musa dan pengalaman (hidupnya). Hal lain yang saya suka tentang Al Quran adalah kesederhanaannya. Al Quran sangat jelas. Sulit untuk meninggalkan kesalahpahaman,” ujarnya, melansir dari laman idntimes.

Will Smith menyatakan bahwa kisah tentang Nabi Musa dalam Al Quran menjadi salah satu bagian yang sangat relevan dengan perjalanan hidupnya. “Saya terkejut dengan banyaknya Musa disebut,” ujarnya saat ditanya tentang hal yang membuatnya terkesan setelah membaca Al Quran.

Aktor Hollywood ini mengakui bahwa 2 tahun belakangan ini merupakan tahun terberat baginya. Maka dari itu, ia berniat meluangkan waktunya untuk membaca beberapa kitab suci, salah satunya ialah Al Quran.

“Anda tahu, dua tahun terakhir dalam hidup saya adalah masa yang sulit dan perhatian saya tertuju ke dalam (diri). Dan saya baru saja berbicara dengan seseorang sebelumnya tentang bagaimana saya membaca semua kitab suci. Saya membaca Al Quran. Saya membaca Al Quran dari awal hingga akhir selama Ramadhan tahun ini (2023),” katanya.

Film Komedi Horor Agak Laen Akan Tayang di Bioskop Amerika Serikat

Film bergenre Horor Komedi yang dibintangi oleh podcaster Agak Laen, yakni Indra Jegel, Boris Bokir, Bene Dion, dan Oki Rengga ini akan tayang serentak di bioskop Amerika Serikat mulai 22 Maret 2024 mendatang.

Film ini telah mencapai 8,9 juta lebih penonton di Indonesia dan saat ini film Agak Laen sedang tayang di negara tetangga, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. 

“Kejutan dari film ini seperti tidak ada habisnya. Perjalanan kami ternyata masih berlanjut sampai ke Amerika Serikat. Tentu ini suatu capaian yang patut dibanggakan karena ini sekaligus menjadikan film Indonesia pertama yang tayang di Amerika Serikat di tahun ini. Dimulai 22 Maret mendatang,” kata Ernest Prakarsa, produser film Agak Laen, Selasa (19/03).

Film persembahan Imajinari ini akan didistribusikan oleh Antenna Entertainments dan akan dibantu oleh Prathyangira Cinemas di Amerika Serikat.

Terdapat dua bioskop yang akan menayangkan film Agak Laen di Los Angeles dan San Fransisco. Sedangkan di kota-kota lain, seperti California, Miami, Las Vegas, Portland, Dallas-Fort Worth, Dallas, Houston, dan Seattle hanya ada satu bisokop yang akan menayangkan film Agak Laen.

Terdapat total 13 bioskop yang menayangkan film Agak Laen di Amerika Serikat, dan film ini akan tayang serentak pada 22 Maret 2024. 

Sebelum Agak Laen, film Indonesia pertama yang tayang di bioskop Amerika Serikat adalah The Raid, dan Agak Laen menjadi film Indonesia kedua yang tayang di bioskop reguler Amerika Serikat. 

Wali Band Rilis Single Terbarunya yang Berjudul Robbighfirlii

Di Bulan Ramadhan ini, salah satu Grup Band  Indonesia, Wali akan merilis single terbarunya. Di single terbaru Wali kali ini, akan merilis lagu yang bertajuk Pulang (Robbighfirlii).

Lagu religi ini akan berbeda dengan lagu-lagu religi Wali sebelumnya, karena di di lagu religi ini akan diberikan sentuhan musik rock yang apik. 

Lagu ini mengisahkan tentang manusia yang mungkin saja keluar dari garis ketetapan Allah. Namun, Tuhan tetap merindukan hambanya dan mengharapkan agar kembali dan bertobat.

Single Religi Pulang (Robbighfirlii) ini dipersiapkan untuk menjadi lagu tema di salah satu sinetron televisi di Indonesia, yang berjudul “Tempat Kembali Pulang”. Hal ini bersamaan dengan keputusan Wali untuk tidak terlibat dalam sinetron “Amanah Wali’ di tahun 2024. 

Di single terbarunya, Wali ingin memberikan penyegaran kepada para penggemarnya. Meskipun demikian, tujuan awal Wali setiap merilis karya-karya ini sebagai ajakan untuk berbuat baik kepada manusia. 

Di Ramadhan 2024 juga, salah satu single Wali yang berjudul “Setia Jujur dan Taqwa (SEJUTA)” menjadi lagu pilihan para pengguna media sosial, terutama di TikTok. Tren yang sama juga terlihat di media streaming Spotify dan YouTube.

where to buy viagra buy generic 100mg viagra online
buy amoxicillin online can you buy amoxicillin over the counter
buy ivermectin online buy ivermectin for humans
viagra before and after photos how long does viagra last
buy viagra online where can i buy viagra