Sambil merayakan Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2012 kemarin, YUMISI mengajak Popzzle untuk berkunjung ke Morning Zone. Vocal group yang terdiri dari 4 personel ini memang punya gaya musik yang khas karena mereka membawakan lagu anak-anak. Suara mereka yang bagus dan terbagi dengan baik membuat lagu anak-anak yang di-remake jadi terdengar lebih modern dan menyenangkan. Nah, sambil merayakan Hari Pendidikan Nasional ini, YUMISI mengajak Popzzle untuk melakukan radioplay sekaligus lomba mewarnai. Menggambar atau mewarnai biasanya memang selalu jadi pelajaran yang paling menyenangkan waktu kita sekolah dulu. Bagi YUMISI sendiri begitu melihat Popzzle yang langsung berubah serius begitu menerima tantangan, keduanya juga langsung ikutan serius. Hasil akhirnya benar-benar kreatif lho, Anak Trax. Misalnya, Ayumi yang mewarnai pakaian pangeran dengan warna-warna fashion terkini sehingga terkesan trendy atau Andra yang mewarnai salah satu gambar Disney Princess jadi mirip Sadako atau Kuntilanak. Well, pada akhirnya apapun hasil akhir yang mereka buat, Hari Pendidikan Nasional ini memang wajib dikenang setiap tahun untuk mengingatkan kembali masa-masa menggali ilmu di sekolah dulu.
MUI Larang Film Kiblat Tayang di Bioskop
Film horor Indonesia yang berjudul “Kiblat” tengah menjadi sorotan publik akibat kontroversi dalam film tersebut. Film yang diproduksi oleh Leo Picture ini , dalam posternya menampilkan seorang wanita sedang sholat dengan wajahnya terbalik telah menimbulkan kontroversi.
Cholil Nafis, Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar film Kiblat untuk tidak ditayangkan di bioskop.
Menurutnya, visual yang ditampilkan dalam poster tersebut sudah melampaui batas dan bisa dianggap sebagai penghinaan.
“Saya tak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya seram ko’ judulnya kiblat ya. Saya buka-buka arti kiblat hanya ka’bah, arah menghadapnya orang-orang shalat,” ujarnya.
“Kalau ini benar sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” imbuhnya.
Kiai Cholil mengatakan bahwa film dengan tema agama, seperti Kiblat, sebaiknya tidak dijadikan sebagai hiburan karena dapat menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Ia menekankan bahwa film tersebut tidak seharusnya diputar, karena bisa berpotensi memicu kampanye hitam terhadap ajaran Islam.
Selain itu, promosi sensitif dan kontroversi sering digunakan dalam promosi film seperti promosi film kiblat ini. Hal ini digunakan mereka agar menarik perhatian banyak penonton.
Jika film menyinggung agama biasanya tidak diputar di bioskop. Simbol keagamaan sering digunakan oleh pebisnis untuk meraup keuntungan, kata Cholil.
“Seringkali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung materi. Yang gini tak boleh dibiarkan harus dilawan,” pungkasnya.