Seperti yang disampaikan waktu #Salmon di edisi Morning Zone (02/03/2012), para personil BoyzIIBoys ikut serta tampil dalam Java Jazz 2012 hari Sabtu, 3 Maret 2012 dengan tema “Tribute to Utha Likumahuwa”. Tidak hanya BoyzIIBoys, artis-artis lainnya seperti Mike Mohede, Monita, Harvey Malaiholo, Ivan Handojo, Mus Mujiono, dan masih banyak lagi, juga tampil mengisi. Sosok Alm. Utha Likumahuwa seakan-akan hadir dalam irama dan lagu. Karya-karya lamanya dibawakan dengan baik oleh para musisi tersebut. Barry dan Benny Likumahuwa sendiri ikut tampil di atas panggung. Barry dengan bass-nya sedangkan Benny sambil berganti-ganti instrumen mengiringi penampilan para musisi sebelum akhirnya keduanya menampilkan duet bass-flute. Walaupun begitu ketika Monita menyanyikan ‘Tersiksa Lagi’, Barry Likumahuwa nggak bisa menahan diri untuk nggak nangis. Nggak heran memang, untuk sesaat lagu-lagu yang dipopulerkan oleh Alm. Utha Likumahuwa dinyanyikan kembali, para penonton juga ikut bersuka cita dengan lagu-lagu tersebut, jelas nggak akan ada yang bisa menggantikan suara Alm. Utha Likumahuwa. (Cynthia)
MUI Larang Film Kiblat Tayang di Bioskop
Film horor Indonesia yang berjudul “Kiblat” tengah menjadi sorotan publik akibat kontroversi dalam film tersebut. Film yang diproduksi oleh Leo Picture ini , dalam posternya menampilkan seorang wanita sedang sholat dengan wajahnya terbalik telah menimbulkan kontroversi.
Cholil Nafis, Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar film Kiblat untuk tidak ditayangkan di bioskop.
Menurutnya, visual yang ditampilkan dalam poster tersebut sudah melampaui batas dan bisa dianggap sebagai penghinaan.
“Saya tak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya seram ko’ judulnya kiblat ya. Saya buka-buka arti kiblat hanya ka’bah, arah menghadapnya orang-orang shalat,” ujarnya.
“Kalau ini benar sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” imbuhnya.
Kiai Cholil mengatakan bahwa film dengan tema agama, seperti Kiblat, sebaiknya tidak dijadikan sebagai hiburan karena dapat menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Ia menekankan bahwa film tersebut tidak seharusnya diputar, karena bisa berpotensi memicu kampanye hitam terhadap ajaran Islam.
Selain itu, promosi sensitif dan kontroversi sering digunakan dalam promosi film seperti promosi film kiblat ini. Hal ini digunakan mereka agar menarik perhatian banyak penonton.
Jika film menyinggung agama biasanya tidak diputar di bioskop. Simbol keagamaan sering digunakan oleh pebisnis untuk meraup keuntungan, kata Cholil.
“Seringkali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung materi. Yang gini tak boleh dibiarkan harus dilawan,” pungkasnya.