Coraline Jones baru aja pindah ke apartemen barunya bersama kedua orang tuanya, yang sehari-harinya ngabisin waktu di depan computer. Karna kegiatan orang tua yang super sibuk, Coraline mencari kesibukannya sendiri. Dia menemukan sebuah pintu yang kekunci di dalam sebuah ruangan apartemennya, yang ketutup sama batu bata. Coraline akhirnya berhasil menemukan kunci pintu itu, yang ternyata menghubungkan sebuah koridor gelap yang dengan apartemen yang mirip sama tempat tinggalnya. Apartemen ini dihuni sama Other Mother dan Other Father, replika dengan wujud yang mirip orang tuanya, hanya saja mereka memiliki sepasang mata yang terbuat dari kancing. Other Mother menawarkan Coraline buat tinggal tapi dia menolaknya. Tapi waktu Coraline kembali ke apartemen asli, orang tua aslinya juga hilang. Other Mother ternyata menculik orang tuanya. Petualangan Coralineberakhir dengan misi melenyapkan kejahatan sisi lain dari dunia di balik tempat tinggalnya.
MUI Larang Film Kiblat Tayang di Bioskop
Film horor Indonesia yang berjudul “Kiblat” tengah menjadi sorotan publik akibat kontroversi dalam film tersebut. Film yang diproduksi oleh Leo Picture ini , dalam posternya menampilkan seorang wanita sedang sholat dengan wajahnya terbalik telah menimbulkan kontroversi.
Cholil Nafis, Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar film Kiblat untuk tidak ditayangkan di bioskop.
Menurutnya, visual yang ditampilkan dalam poster tersebut sudah melampaui batas dan bisa dianggap sebagai penghinaan.
“Saya tak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya seram ko’ judulnya kiblat ya. Saya buka-buka arti kiblat hanya ka’bah, arah menghadapnya orang-orang shalat,” ujarnya.
“Kalau ini benar sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” imbuhnya.
Kiai Cholil mengatakan bahwa film dengan tema agama, seperti Kiblat, sebaiknya tidak dijadikan sebagai hiburan karena dapat menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Ia menekankan bahwa film tersebut tidak seharusnya diputar, karena bisa berpotensi memicu kampanye hitam terhadap ajaran Islam.
Selain itu, promosi sensitif dan kontroversi sering digunakan dalam promosi film seperti promosi film kiblat ini. Hal ini digunakan mereka agar menarik perhatian banyak penonton.
Jika film menyinggung agama biasanya tidak diputar di bioskop. Simbol keagamaan sering digunakan oleh pebisnis untuk meraup keuntungan, kata Cholil.
“Seringkali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung materi. Yang gini tak boleh dibiarkan harus dilawan,” pungkasnya.