Atheis

Atheis

Waktu terasa begitu cepat ya Anak Trax, masih terngiang di kepala gue suara petasan tahun baru, tiba-tiba sekarang sudah sampai di bulan Maret 2012, Bulan Film Nasional.

Menghargai sejarah itu gampang-gampang sulit. Tapi di Indonesia nampaknya dipersulit dengan pengarsipan yang kurang baik. Walaupun sulit, tapi tetap penting. Karena itu setiap Bulan Film Nasional, kineforum menyusun sebuah program (setidaknya 6 tahun terakhir) untuk mengapresiasi film-film nasional. Tahun ini bertitel “Sejarah adalah Sekarang 6”
Cerita sedikit mengenai program ini, “kineforum masih memiliki pemahaman yang sama bahwa sejarah bukan cuma terjadi pada suatu waktu di masa lalu tapi dilihat kembali dan diartikan ulang dengan cara berbeda oleh tiap generasi.”
Sekarang juga merupakan bagian dari sejarah Anak Trax, untuk itu gue  akan sedikit berbagi pilihan tontonan film Indonesia klasik yang akan diputar selama sebulan penuh oleh kineforum. Selain film-film klasik, tentunya juga ada ada rekomendasi spesial, yaitu pemutaran film “Postcard From The Zoo” karya sutradara Edwin, yang berhasil mengukir sejarah sebagai film Indonesia pertama yang masuk dalam Kompetisi Utama salah satu Festival Film terbesar di dunia; Berlinale Film Festival 2012, bulan Februari lalu.

Berikut ada beberapa film yang bisa Anak Trax tonton selama Bulan Film Nasional 2012:

1.  Atheis (1974)

Sutradara: Sjuman Djaya
Pemain: Deddy Sutomo, Christine Hakim, Emmy Salim, Farouk Afero, Kusno Sudjarwadi
Durasi: 146 menit
Genre: Drama
Bahasa: Indonesia

Atheis merupakan Ekranisasi, yaitu istilah pelayarputihan atau pengangkatan sebuah novel ke dalam film (Ecran dalam bahasa Perancis berarti layar).  Definisi ini disampaikan oleh Pamusuk Eneste. Berangkat dari novel berjudul Atheis karya Achdiat Karta Miharja, pada tahun 1974 karya sastra kontroversial ini difilmkan oleh sutradara Sjuman Djaya.
Tema film ini sebetulnya cukup sederhana, rasa sesal dan kecewa dari seorang pria yang dendam dan cemburu. Kalau mau dilihat dari sudut pandang yang lebih sentral, film ini mengenai pandangan dan pencarian akan keberadaan Tuhan.
Awal dari film Atheis berlatar masa kehancuran Hiroshima dan Nagasaki oleh bom atom pada tahun 1940an. Ketika itu Hasan (Deddy Sutomo) melewati masa kanak-kanak yang tradisional, santri keturunan yang tinggal di Bandung. Hasan kecil jatuh cinta pada Rukmini (Christine Hakim) kisah cinta sekilasnya. Ketika dewasa Hasan jatuh cinta pada seorang wanita berpaham modern bernama Kartini (Emmy Salim). Kartini bergaul erat dengan Rusli (Kusno Sudjarwadi) yang adalah sahabat masa kecil Hasan. Satu lagi tokoh yang penting dalam film ini adalah Anwar (Farouk Afero) seseorang yang tidak punya pegangan hidup, tidak jelas arah tujuannya.
Melalui tokoh-tokoh tersebut alur konflik tentang kolot-modern, percaya Tuhan—atau tidak percaya Tuhan akan terbangun. Melalui Atheis kita bisa menikmati satu sejarah perfilman Indonesia dengan pengambilan gambar yang menarik serta tema yang kontroversial terutama pada masanya. Sjuman Djaya mengemasnya dengan apik dan berani. Di tengah konflik dan drama, ada juga sedikit adegan panas ala film 70an. Penasaran? Tonton saja 😛
Jadi kalau anak trax tertarik merangkum novel yang tebal menjadi lahapan berdurasi 2 jam 26 menit, jangan sampai ketinggalan nonton film bersejarah yang hanya diputar beberapa kali sampai akhir bulan ini saja Anak Trax.

Jadwal Tayang “Atheis” di kineforum
(Taman Ismail Marzuki – Belakang Galeri Cipta 3Jl. Cikini Raya 73, Jakarta Pusat.)
Jumat, 16 Maret 2012
kineforum
17.00 WIB

Selasa, 20 Maret 2012
kineforum
penayangan film:  14.15 WIB
Dilanjutkan dengan diskusi bersama Forum Lenteng :  16.00 WIB

Kamis, 29 Maret 2012
kineforum
17.00 WIB

*pemutaran ini gratis 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

16 − 5 =

SHARE IT
RELATED TRAX GUIDE

Perdana di Coachella, ATEEZ Tuai Banyak Pujian Berkat Penampilannya

ATEEZ sukses tampil sebagai headliner di Coachella Valley Music and Arts Festival 2024 pada Jumat (12/04) waktu setempat. ATEEZ dinobatkan sebagai boygroup K-pop pertama yang tampil di Coachella. Selain itu, LE SSERAFIM dan The Rose juga tampil di festival musik tersebut.

ATEEZ tampil di panggung Sahara dengan penuh enerjik, berhasil menaklukkan para penggemar maupun warga lokal yang menonton.

ATEEZ membawakan 11 lagu hits mereka, salah satunya ialah Say My Name yang menjadi lagu pembuka saat mereka pertama kali muncul di panggung. Selanjutnya, mereka menampilkan Hala Hala, Guerilla (Flag Ver.), Crazy Form, The Real (Heung : 興 Ver.), Arriba, Django, Bouncy (K-Hot Chilli Peppers), dan ditutup dengan Wonderland (Symphony No 9).

Selain itu, ATEEZ juga menambahkan unsur budaya tradisional korea dalam penampilannya di The Real (Heung : 興 Ver.), seperti bendera yang diukir dengan (Naga Biru, Baekho, Jujak, Hyunmu), dan juga memberikan keindahan dan keunikan Korea melalui video LED dengan pola mutiara warna-warni.

Mereka juga menyelipkan permainan rakyat tradisional Korea “Ganggang Sul-rae” ke dalam koreografinya, tari topeng singa dari asosiasi pelestarian tari topeng Bongsan, yang menambah meberiahaan dan maknanya.

Selanjutnya, Hongjoong cs akan kembali tampil di Coachella Valley Music and Arts Festival 2024 di minggu kedua pada 19 April mendatang.

Sinopsis Drakor Terbaru Netflix, Parasyte: The Grey, Kisah Parasit Misterius

Netflix kembali merilis drama Korea terbarunya yang bertajuk Parasyte: The Grey.

Drama sci-fi berlatar kisah dunia organisme parasit dan perjuangan manusia yang melawannya akan menampilkan cerita penuh aksi yang menegangkan. 

Drama Korea adaptasi manga Jepang yang berjudul Parasyte karya Hitoshi Iwaaki, drama ini memiliki jalan baru yang padat dengan aksi laga, filosofi, serta pertanyaan seputar keberadaan manusia. Yuk, simak sinopsisnya berikut ini.

Pada suatu hari, sebuah entitas parasit misterius tiba-tiba jatuh dari langit dan mulai menginfeksi manusia sebagai inangnya. Parasit ini kemudian mengakibatkan kematian pada manusia dan mendapatkan kekuatan sendiri. 

Manusia pun terpaksa berjuang melawan ancaman makhluk ini yang berpotensi mengambil alih dunia.

Cerita ini berfokus pada beberapa karakter utama, termasuk Jung Su In, Seol Gang Woo, dan Choi Joon Kyung. Jung Su In berhasil diselamatkan setelah tubuhnya diserang oleh parasit bernama Heidi, meskipun parasit tersebut gagal mengambil alih otaknya. 

Sebagai hasilnya, Jung Su In hidup bersama dengan Heidi, menciptakan perpaduan manusia-parasit yang unik.

Sementara itu, Seol Gang Woo berusaha menemukan adik perempuannya yang hilang dengan mengejar parasit, sedangkan Choi Joon Kyung, sebagai kepala gugus tugas parasit, bertekad untuk memberantas parasit tersebut setelah kehilangan suaminya karena serangan parasit.

Drama Parasyte: The Grey bisa ditonton di Netflix pada Jumat, 5 April 2024.

Jennie BLACKPINK Segera Comeback Solo Pada Juni 2024

Jennie BLACKPINK segara comeback solo dalam waktu dekat. OOD ATELIER, agensi pribadi Jennie mengatakan bahwa Jennie sedang mengerjakan album barunya.

Namun, agensi saat ini belum bisa memastikan detail tanggal comeback solo Jennie.

“Jennie sedang mengerjakan albumnya, tetapi tanggal comeback belum ditentukan,” ungkap keterangan resmi agensi, seperti yang diberitakan Korea JoongAng Daily, Minggu (31/3).

Pernyataan agensi dirilis setelah beredar kabar Jennie BLACKPINK akan merilis album solo terbarunya pada Juni 2024. Kabar tersebut dilaporkan oleh media lokal Korea.

Album barunya akan menjadi proyek solo terbaru Jennie setelah merilis berbagai single. Jennie baru saja comeback dengan single You & Me, hingga merilis soundtrack serial The Idol berjudul One of the Girls bersama dengan Abel Tesfaye dan Lily-Rose Depp.

Comeback kali ini merupakan comeback pertamanya sejak ia meninggalkan YG Entertainment dan mendirikan labelnya sendiri.

Meskipun Jennie tidak lagi menandatangani kontrak bersama dengan YG Entertainment secara individu, namun aktivitas grup BLACKPINK masih berada di bawah naungan YG Entertainment.

TRAX MUSIC

Band Asal Indonesia, Ali Tampil di Fuji Rock Festival 2024

Grup band asal Indonesia, Ali Band, masuk ke dalam line up musisi yang akan tampil di Fuji Rock Festival Jepang pada Minggu, 28 Juli 2024 mendatang.

Grup band funk yang beranggotakan John Paul Patton (drum), Arswandaru Cahyo (vokal dan bass), dan Absar Lebeh (gitar) jadi perwakilan Indonesia yang tampil di festival musik kancah internasional.

Dari poster yang diunggah oleh @fujirock_jp, Ali akan tampil bersama musisi kelas dunia, seperti High Flying Bird, Turnstile, Fontaines D.C, Rufus, dan Toe karya Noel Gallagher, yang akan tampil di hari ketiga Fuji Rock Festival.

Fuji Rock Festival diselenggarakan mulai dari 26 Juli hingga 28 Juli 2024, bertempat di Resor Ski Naeba. Tiket Fuji Rock Festival diketahui sudah dijual di situes web mereka.

Sebagai informasi, Ali merupakan band yang mengusung musik funk bercita rasa timur tengah sejak tahun 2021.

Sebelumnya, Ali pernah menggelar tur konser di Australia yang bertajuk Crystal San Tour pada Februari lalu.

Nama Crystal Sand Tour sendiri merupakan judul dari single terakhir mereka. Tur ini menjadi prestasi kedua mereka tampil di negara lain setelah terakhir di Prancis pada Desember 2022.

MUI Larang Film Kiblat Tayang di Bioskop

Film horor Indonesia yang berjudul “Kiblat” tengah menjadi sorotan publik akibat kontroversi dalam film tersebut. Film yang diproduksi oleh Leo Picture ini , dalam posternya menampilkan seorang wanita sedang sholat dengan wajahnya terbalik telah menimbulkan kontroversi.

Cholil Nafis, Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar film Kiblat untuk tidak ditayangkan di bioskop. 

Menurutnya, visual yang ditampilkan dalam poster tersebut sudah melampaui batas dan bisa dianggap sebagai penghinaan. 

“Saya tak tahu isi filmnya maka belum bisa komentar. Tapi gambarnya seram ko’ judulnya kiblat ya. Saya buka-buka arti kiblat hanya ka’bah, arah menghadapnya orang-orang shalat,” ujarnya.

“Kalau ini benar sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” imbuhnya. 

Kiai Cholil mengatakan bahwa film dengan tema agama, seperti Kiblat, sebaiknya tidak dijadikan sebagai hiburan karena dapat menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Ia menekankan bahwa film tersebut tidak seharusnya diputar, karena bisa berpotensi memicu kampanye hitam terhadap ajaran Islam.

Selain itu, promosi sensitif dan kontroversi sering digunakan dalam promosi film seperti promosi film kiblat ini. Hal ini digunakan mereka agar menarik perhatian banyak penonton. 

Jika film menyinggung agama biasanya tidak diputar di bioskop. Simbol keagamaan sering digunakan oleh pebisnis untuk meraup keuntungan, kata Cholil. 

“Seringkali reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung materi. Yang gini tak boleh dibiarkan harus dilawan,” pungkasnya. 

Para Betina Pengikut Iblis 2 Siap Tayang di Bioskop Mulai 28 Maret

Film horror garapan sutradara Rako Prijanto “Para Betina Pengikut Iblis Part 2” dikabarkan segera tayang di bioskop.

Film ini merupakan sequel dari film Para Betina Pengikut Iblis yang dirilis pada tahun 2023 lalu, dan akan kembali menghantui bioskop-bioskop di seluruh Indonesia pada 28 Maret 2024 mendatang.

Para Betina Pengikut Iblis part 2 dibintangi sejumlah aktor dan aktris Indonesia yang terkenal, seperti Mawar De Jongh, Adipati Dolken, Sara Fajira, Hanggini, dan Gusti Rayhan.

Dalam sekuel “Para Betina Pengikut Iblis Part 2”, Sumi (Mawar De Jongh)  berupaya melarikan diri dari ancaman iblis dan dalam perjalanannya bertemu dengan Asih (Sara Fajira) dan Sari (Hanggini), yang juga memiliki pengalaman mengerikan yang serupa.

Mawar mengatakan bahwa di film kedua ini, karakter yang ia mainkan lebih sadis dibandingkan di film pertama.

“Karakter Sumi di film ‘Para Betina Pengikut Iblis 2’ akan lebih sadis dari sebelumnya. Meski begitu, aku merasa tidak ada permasalahan yang serius juga dari karakter aku ini karena memang setelah selesai adegannya, (aku) sudah kembali jadi Mawar” kata Mawar, dikutip dari Antara.

Sara Fajira juga menceritakan upayanya mendalami karakter Asih yang lebih gila dari dua karakter lainnya, termasuk di antaranya dengan berdiskusi dengan sutradara.

“Ternyata Asih ini memang karakternya lebih gila dari dua betina lainnya, dia akan melakukan apa saja dan menghalalkan segala cara buat melakukan apapun,” katanya.