5 bukti Francesco Totti adalah pesepakbola hebat dunia
Selalu ada dinamika perubahan pada sepakbola dari waktu ke waktu. Perlahan namun pasti, kini kualitas sepakbola telah berubah dari visi dan gaya menjadi akselerasi dan keunggulan fisik.
Lihat saja deretan pesepakbola modern saat ini, seperti Pogba, CR7, dan Messi yang memiliki kecepatan serta kekuatan fisik yang mengagumkan, telah mengalahkan pamor sepakbola Italia yang identik dengan kompleksitas taktik dan karakter bertahan yang mumpuni.
Hanya sedikit sosok yang mampu bertahan melampaui awal millenium ketiga dengan ciri khas sepakbola negeri pizza tersebut, dan salah satunya adalah Francesco Totti yang baru saja resmi pensiun dari lapangan hijau setelah mengantarkan klub kebanggaannya, AS Roma, mengalahkan Genoa 3-2 di laga pamungkas Serie A, Minggu (28/5) malam.
Berkat dedikasinya selama 25 tahun di klub tersebur, tidak diragukan lagi Totti berhak menyandang gelar sang Pangeran Roma. Mengiringi perbincangan publik pencinta sepakbola mengenai momen perpisahan Totti yang emosional di Stadio Olimpico, berikut kami hadirkan lima fakta menarik tentang sang Il Gladiatore.
1. Playmaker legendaris
Posisi yang di ranah sepakbola Italia disebut sebagai trequartista ini bisa dibilang merupakan posisi paling mengesankan di sepanjang sejarah si kulit bundar. Menariknya, mayoritas playmaker terbaik dunia mengenakan kaus dengan nomor punggung 10, seperti Maradona, Roberto Baggio, Zinedine Zidane, dan tentu saja Totti. Bisa dikatakan bahwa Totti merupakan veteran terakir yang mengenakan nomor punggung 10 dan konsisten menempati posisi terkait di percaturan sepakbola dunia.
2. Sang seniman sepakbola
Pengaruh gaya sepakbola klasik telah mendarah daging di diri Totti. Di tengah gempuran adu kecepatan dan kekuatan fisik pada sepakbola modern, Totti tidak pernah melupakan seni dalam mengolah si kulit bundar. Setelah Totti pensiun, mungkin kita akan sangat jarang menemui kibasan bola, back heel, umpan sekali sentuh, irisan umpan, dan beragam trik klasik lainnya dilakukan oleh para pesepakbola masa kini. Bisa jadi juga paradigma keindahan dalam sepakbola akan menjadi barang langka.
3. Penggila bola sejati
Sebelum benar-benar gantung sepatu, Totti kerap berkata bahwa dirinya ingin bisa terus bermain di lapangan hijau untuk meraih kemenangan. Padahal beberapa rekan sengakatannya yang sama-sama berjuang meraih scudetto di musim 2000-2001 lalu sudah pensiun sejak lama, seperti Hidetoshi Nakata, Vincenzo Montella, Cristiano Zanetti, dan Walter Samuel. Di usia yang sudah tidak muda lagi, Totti masih bisa memberikan performa terbaiknya untuk tim. Bakan, tak jarang ia juga memberikan penampilan dan gol-gol memukau ketika melakoni pertandingan demi pertandingan.
4. Bukan sosok yang egois
Ketika seorang pesepakbola belia asal Brasil bernama Gerson Santos da Silva datang ke Stadio Olimpico mengenakan kaus bernomor punggung 10, fans Roma pun geram dan menuding ia tidak memiliki sopan santun. Alasan kemarahan tersebut tidak lain dan tidak bukan karena angka 10 identik dengan nomor punggung Totti.
Namun sikap sebaliknya justru ditunjukan oleh Totti, bahwa ia merasa tidak masalah Gerson mengenakan nomor punggung 10. Kala itu, Totti mengatakan bahwa benar kaus bernomor punggung 10 seolah-olah adalah lapisan kulit keduanya, namun semua orang berhak mengenakannya. Totti mengaku tidak ingin bersikap egois. “Universal adalah semangat sepakbola sesungguhnya,” tegas Totti.
5. Sangat setia dengan AS Roma
Totti mendapatkan debut seniornya pada usia 16 tahun, setelah pelatih Vujadavin Boskov menurunkannya pada laga melawan klub Brescia pada Maret 1993, dan berhasil menang 2-0. Debut tersebut menjadi awal mula lahirnya sosok Totti yang kita kenal sebagai kapten, pencetak gol, dan sekaligus legenda klub AS Roma.
Posisi tersebut tidak tergantikan selama berganti-ganti musim di sepanjang 25 tahun karier profesional Totti di lapangan hijau. Meskipun sempat ada tawaran besar AC Milan dan Real Madrid, Totti tetap memilih membela Roma.
Ada yang berkelakar, jika saja Totti pindah ke El Real, maka kian besar peluangnya untuk meraih banyak gelar, termasuk Liga Champions yang selalu menjadi mimpi bagi AS Roma.
TEKS: HAPPY FERDIAN
FOTO: DOK. ESQUIRE
Source: Esquire
Jangan kelewatan berita-berita terkini lainnya seputar dunia film, musik, dan entertainment! Streaming terus Trax FM di sini!
Baca juga:
Cara lebih asyik mendengarkan musik
Cara keramas yang tepat agar kepala bersih maksimal
Berevolusi, The Trees and The Wild jadi pendatang baru chart Jamu