Taylor Swift dituduh rasis terhadap kaum Afrika
Dibalik kemenangan besarnya di MTV Video Music Awards [VMA] 2015, ternyata Taylor Swift mendapatkan serangan dari berbagai media, setelah meluncurkan video klip single terbarunya “Wildest Dreams” pada 30 Agustus lalu.
Di video klip berdurasi 3:54 menit ini, menceritakan tentang Afrika di jaman dulu yang penuh keromantisan dan kuno. Taylor Swift pun berusaha menatap itu semua dengan penuh cinta.
Melihat ada bagian-bagian di video yang mirip saat penjajahan Afrika dulu, maka sejumlah media pun berasumsi jika video “Wildest Dream” mengandung unsur rasisme.
Namun, Nico Lang dari The Daily Dot menyatakan secara mendalam tentang berita negatif dalam video “Wildest Dreams”.
“Bahkan penonton paling umum sekalipun dapat mengerti, kalau video tersebut di set seperti Afrika, dan hanya sebagai hiburan yang menyegarkan bagi yang melihatnya” jelas Lang.
“Hanya karena video Taylor Swift berada di luar wilayah Afrika, bukan berarti pikiran politik Taylor juga seperti para kolonial dulu.” pungkas Lang.
Hmmm… Sepertinya, video single Taylor Swift kali ini banyak menimbulkan pro dan kontra ya, Anak Trax.
Kita doakan saja, semoga kekasih Calvin Harris ini bisa cepat menyelesaikan segala tuduhan pada dirinya. [teks Jane Gunawan – Anak Trax dari LSPR-Jakarta | foto & sumber nme.com]
Berikut video single “Wildest Dreams”: