| |

Mana Yang Lebih Ramah Lingkungan?

Aksi “Earth Hour” pada 29 Maret lalu dilakukan hampir di seluruh belahan dunia dengan mematikan listrik dari jam 20.30 hingga 21.30. Earth Hourmengingatkan kita semua agar lebih mencintai bumi dengan menghemat pemakaian energi dan menggunakan barang atau melakukan aktivitas yang lebih ramah lingkungan dalam keseharian kita. Sudah seharusnya juga aksi ini dapat dilakukan secara terus menurus oleh penduduk bumi bukan hanya pada tanggal 29 Maret atau bahkan pada saat satu jam itu saja.

Sebenarnya banyak hal kecil yang bisa dilakukan untuk menjaga bumi dan menjadikannya tempat hidup yang lebih baik kedepannya. Diantaranya memilih dan menggunakan barang yang lebih ramah lingkungan. Di bawah ini adalah beberapa barang atau kegiatan yang lebih baik digunakan untuk menjaga kelestarian lingkungan :

  • Menggunakan alat elektronik bertenaga solar atau matahari. 

Isu pemanasan global membuat beberapa produsen alat-alat elektronik membuat barang produksinya lebih ramah lingkungan. Diantaranya barang elektronik yang menggunakan tenaga matahari seperti jam, charger, lampu dan lain-lain.

  • Menggunakan pengering elektronik (hand-dryer) daripada tissue

Menggunakan hand-dryer mungkin terkesan lebih banyak membuang energi karena harus menggunakan listrik sebagai sumber tenaga. Namun jika dihitung keseluruhan energi yang digunakan, pemakaian tissue justru lebih banyak mengeluarkan energi secara keseluruhan. Pemakaian pengering elektronik selain tahan lama (bisa hingga 7 tahun), pengering elektrik ini sebenarnya sangat sederhana karena hanya terdiri dari koil, fan dan switch elektrik sehingga tidak memerlukan pengeluaran energi lainnya selain listrik yang digunakan.

Kalau 1 orang menggunakan rata-rata 20 detik waktu pengering dengan konsumsi rata-rata 2 KW maka:

(20 detik/3600 detik) x 2KW = 0.01 KwH per orang
Dengan asumsi harga per KwH 1000 rupiah (ini harga di atas rata-rata tarif bisnis) maka

0.01 KwH x 1000 rupiah = 10 rupiah per orang per pemakaian 20 detik

Kalau kita bandingkan dengan pemakaian tissue gulung (paper towel). Dapat diasumsikan rata-rata penggunaan tissue sebanyak 2 lembar per pemakaian. Harga rata-rata 1 gulung paper towel dengan total 150 lembar rata-rata Rp. 10,000-15,000. Jadi harga per lembar itu adalah kira-kira 60 – 100 rupiah. Kalau 1 orang memakai 2 lembar maka harga untuk sekali pemakaian adalah minimal 120 – 200 rupiah. Lebih dari itu, kalau menggunakan tissue, proses pembuatannya pun sudah sangat boros energi. Mulai dari pembuatan bubur kertas sampai dipanaskan serta di packing. Efek lain dari penggunaan tissue adalah banyak sampah dari pembuangan tissue tersebut.

  • Gunakan gelas yang bisa dicuci

Walaupun memakai gelas sekali pakai lebih aman (tidak mudah pecah) dan tidak repot untuk mencuci gelas tersebut, akan tetapi pembuatan gelas sekali pakai biasanya berbahan dasar kertas atau plastik, dimana pengolahan dan produksi bahan dasar tersebut memerlukan banyak sekali energi. Perlu diingat juga sebaiknya pencucian gelas yang dapat dicuci jangan terlalu sering, selian membuang-buang air, detergen ataupun sabun cuci yang digunakan dapat menjadi limbah yang merusak lingkungan.

  • Lebih memilih makanan masakan sendiri daripada fast food

Dengan memasak sendiri makanan yang kita makan, kita bisa memilih sendiri kulitas dan bahan-bahan makanan yang lebih segar. Yang lebih buruk lagi fast food adalah sumber sampah terbanyak di dunia. Kemasan makanan dan plastik adalah bahan-bahan yang sulit terurai dan sangat merusak lingkungan jika tidak di daur ulang.

  • Beralih pada e-book

Kertas berasal dari serat pepohonan. Produksi buku teks membutuhkan banyak kertas yang menyebabkan banyak pohon yang harus ditebang. Tidak hanya itu, proses pendistribusian buku teks menggunakan alat transportasi meninggalkan “jejak karbon” yang mencemari udara. Walaupun begitu pemakaian e-book bukan berarti sama sekali tidak merusak lingkungan, pemakaian charger untuk mengisi device juga harus diperhatikan, segerakan cabut charger setelah batrai device penuh dan lepas charger dari socket listrik.

  • Kurangi konsumsi daging

Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1 kg daging, sumber daya yang dihabiskan setara dengan 15 kg gandum. Peternakan juga penyumbang 18% “jejak karbon” dunia, yang mana lebih besar dari sektor transportasi (mobil, motor, pesawat, dll). Ditambah lagi dengan bahaya gas-gas rumah kaca tambahan yang dihasilkan oleh aktifitas peternakan lainnya seperti metana (3 kali lebih berbahaya dari CO2) dan gas NO yang 300 kali lebih berbahaya dari CO2.

  • Mengisi formulir online

Daftar kuliah, mengisi IRS ataupun lapor SPT pajak sebaiknya melalui online daripada harus mengisi kertas formulir. Selain akan membuang-membuang kertas, mengisi kertas formulir akan banyak mengeluarkan energi seperti mengantri, menulis dan tidak praktis

  • Gunakan air dingin untuk mencuci dan cucilah dalam jumlah banyak.

Piring atau gelas yang belum terlalu kotor sebaiknya jangan terlalu cepat dicuci dan biasakan menyuci dalam jumlah yang banyak. Pemakaian air dingin juga lebih hemat daripada air panas. Membutuhkan energi yang cukup banyak untuk menghasilkan air panas tersebut.

  • Gunakan lampu hemat energi seperti LED

Meskipun lebih mahal, rata-rata lampu LED lebih kuat 8 kali dan lebih hemat hingga 80 % dari lampu pijar biasa.

Masih banyak hal-hal atau barang-barang ramah lingkungan yang dapat kita pilih untuk menjaga bumi kita ini. Kita bisa memulai dengan hal-hal kecil di rumah kita dan tidak lupa untuk saling mengingatkan orang-orang terdekat pentingnya menjaga lingkungan. INI AKSIKU.. MANA AKSIMU!?

Similar Posts