Kisah dibalik pembajakan KM Sinar Kudus
Setelah total 46 hari menjalani hari-hari sebagai sandera dari perompak Somalia, tanggal 1 Mei lalu awak kapal KM Sinar Kudus dibebaskan. Satu cerita yang menegangkan didapat dari hasil obrolan dengan Captain dari KM Sinar Kudus yaitu bapak Slamet Jauhari dengan program Morning Zone, tentang gimana duka nya sebagai sandera disana. Selama 46 hari awak kapal disekap di dek kapal tanpa diperbolehkan berpindah ruangan. Dan selama itu pula lah mereka memakai baju yang sama dan sama sekali tanpa mandi. Lalu untuk urusan makanan, dari Indonesia mereka sebenernya membaca persediaan makanan yang cukup, namun persediaan makanan tersebut pun dimakan oleh para perompak, sehingga mereka hanya makan sebanyak sehari sekali, itupun yang mereka makan adalah makanan yang mereka bawa yang tidak dikenal para perompak tersebut, seperti tahu dan tempe saja.
Pada awal-awal terbajaknya KM Sinar Kudus, sebenarnya perompak Somalia tidak mengetahui kalau yang mereka bajak adalah kapal dari Indonesia, negara yang menurut mereka punya banyak kesamaan, yaitu berpenduduk muslim dan sama-sama negara miskin. Oleh karena itu awalnya para perompak tersebut memerintahkan KM Sinar Kudus untuk mencari kapal yang lain sebagai ganti mereka, namun karena tak berhasil menemukannya terpaksa merekalah yang akhirnya terus disandera. Pada akhirnya kita semua patut bersyukur atas kejadian ini masih dilindungi oleh Yang Maha Kuasa, walaupun pada detik-detik akhir pembebasan sempat ada kejadian yang cukup menegangkan dimana para perompak ternyata masih kurang puas atas jumlah tebusan yang diberikan dan ingin kembali membajak demi tebusan yang lebih, namun kita patut berbangga atas pasukan Angkatan Laut TNI yang pada saat itu sigap melakukan perlawanan dan penyelamatan sehingga para awak KM Sinar Kudus bisa kembali dengan selamat.