Jan Koum : Dari Titik Paling Bawah
Untuk mengisi perut, Jan Koum harus mengantri jatah makanan tiap harinya
Sejak aplikasi WhatsApp dibeli Facebook dengan harga 19 miliar dollar AS atau hampir 224 triliun rupiah, banyak orang bertanya-tanya siapa “penemu” aplikasi pesan instan yang membuat CEO Facebook, Mark Zuckerberg rela mengeluarkan uang sebanyak itu. Dia adalah Jan Koum (38). Pria asal Kiev, Ukraina ini, ternyata tidak semudah itu mendapatkan kesuksesannya. Dia pernah merasakan hidup di serba miskin bersama keluarganya.
Ia dan ibunya bermigrasi ke Mountain View, California ketika ia berusia 16 tahun. Melalui program dukungan sosial, Jan Koum mendapatkan tempat tinggal di apartment yang sangat kecil. Di awal kepindahannya, untuk mengisi perut, mereka harus mengantri jatah makanan tiap harinya. Ibu Koum bekerja sebagai pengasuh bayi dan Jan bekerja sebagai tukang bersih di sebuah toko untuk bertahan hidup. Hidup Jan makin sulit ketika ibunya didiagnosa terkena kanker.
Ia sempat berkuliah di San Jose State University karena ketertarikannya di bidang programming dan banyak belajar tentang programming dari buku-buku bekas yang ia pinjam dari toko loak. Jan juga pernah bekerja sebagai security tester di Ernst & Young. Di perusahaan inilah ia bertemu seorang Brian Acton yang mengajaknya bekerja di Yahoo sebagai infrastructure engineer dan memilih untuk meninggalkan bangku kuliah. Pada tahun 2000 ia harus menerima kenyataan pahit ketika ibunya meninggal dunia karena penyakit kankernya. Jan Koum dan Brian Acton bekerja di Yahoo sampai tahun 2007. Setelah “cuti” panjang dengan traveling ke Afrika Selatan, ia dan Brian melamar ke perusahaan Facebook, sayangnya mereka ditolak.
Pada tahun 2009, Jan membeli iPhone dan menyadari banyak potensi yang dapat dikembangkan pada AppStore yang baru beberapa bulan dibuat. Ia dan Mr. Acton akhirnya menciptakan aplikasi pesan instan bertarif 1 dollar US bernama WhatsApp. Perusahaan pemodal Sequoia Capital kemudian menanamkan investasinya sebesar 8 juta dollar AS pada awal 2011. Hingga sekarang aplikasi ini tidak menyediakan lapak untuk pihak luar menaruh iklan.
Satu hal yang unik pada saat kesepakatan akuisisi bernilai triliunan rupiah ini, Jan melakukannya sembari berdiri. Ia melakukannya di kantor North Country Social Service. Kantor itu digunakan untuk membagikan kupon makanan bagi keluarga tak mampu. Di mana ia pernah merasakan hal yang sama seperti itu. Dengan miliki sekitar 45% saham WhatsApp, kini Jan Koum memiliki kekayaan mencapai USD 6,8 miliar atau setara Rp 80 triliun. Satu lagi triliuner yang memulai karir dari titik paling bawah dalam hidupnya. Semoga bisa menjadi inspirasi untuk Anak Trax yang sekarang lagi bersusah payah memulai karir. “If there’s a will, there’s a way!”
Sumber : straitstimes.com