Bintang Superman David Corenswet Cerita Perbedaan Pandangan dengan James Gunn soal Adegan Romantis Utama
David Corenswet, aktor yang memerankan Clark Kent dalam film Superman (2025), baru-baru ini mengungkapkan adanya perbedaan pandangan kreatif dengan sang sutradara, James Gunn. Ia menceritakan bahwa salah satu momen paling krusial yang memicu diskusi panjang adalah adegan puncak film sebuah adegan romantis ketika Superman dan Lois Lane, yang diperankan Rachel Brosnahan, saling mengungkapkan perasaan.
Dalam versi akting Corenswet, Clark memberikan tawa kecil (chuckle) sebagai respons setelah Lois menyatakan cinta, sebuah gestur yang menurutnya mencerminkan spontanitas dan sisi manusiawi sang pahlawan super. Namun, pilihan akting tersebut ternyata memunculkan perdebatan kreatif antara dirinya dan Gunn, yang memiliki visi berbeda untuk momen tersebut.
Ketidaksepakatan antara David Corenswet dan James Gunn bermula dari sebuah momen penting dalam proses syuting. Dalam wawancaranya bersama Jonathan Bailey untuk seri “Actors on Actors”, Corenswet menceritakan bahwa adegan yang memicu perdebatan adalah ketika Lois Lane mengucapkan kalimat “I love you too”, dan Clark Kent merespons dengan tawa kecil. Menurut Corenswet, gestur ringan itu muncul secara natural ketika ia mendalami emosi karakternya. Namun, reaksi tersebut langsung mendapat koreksi dari James Gunn, yang menghampirinya dan berkata bahwa adegan itu “It’s not working. It needs to be solemn” dan seharusnya dibawakan dengan lebih khidmat dan serius.

Corenswet mengungkapkan bahwa ia tidak sepakat dengan arahan tersebut. “No! The whole point is, I f***ing know that you love me”, baginya, tawa kecil dan senyum hangat justru mencerminkan kedekatan emosional Superman dengan Lois sebuah respons yang lebih manusiawi dan mencerminkan keyakinan Clark bahwa Lois memang mencintainya. Ia bahkan menegaskan bahwa inti dari adegan itu adalah perasaan penuh keyakinan dan keintiman, bukan sekadar dramatisasi berlebihan.
Meski mengakui bahwa ia dan Gunn kerap memiliki pandangan berbeda soal detail penafsiran karakter, Corenswet tetap menghormati sutradaranya. Ia menyebut Gunn benar dalam sekitar “90 persen hal lainnya”. Namun, untuk adegan romantis tersebut, Corenswet merasa interpretasinya lebih jujur dan lebih sesuai dengan emosi yang ingin ia hadirkan. Pendapat ini turut diperkuat oleh Jonathan Bailey, yang menyatakan bahwa tawa kecil Corenswet justru menjadi salah satu momen chemistry terbaik antara Superman dan Lois dalam keseluruhan film.
Perbedaan pandangan antara David Corenswet dan James Gunn ini menjadi penting karena menyentuh inti dari bagaimana karakter Superman direpresentasikan di layar. Dengan mempertahankan respons ringan berupa tawa atau senyuman, Corenswet mencoba menghadirkan sisi manusiawi Clark Kent, menjauhkan adegan itu dari kesan terlalu sakral atau melodramatis seperti yang kerap muncul dalam film superhero. Pendekatan tersebut menghadirkan nuansa yang lebih intim dan hangat, membuat Superman terasa lebih dekat dan mudah dipahami oleh penonton.
Di sisi lain, dinamika kreatif antara aktor dan sutradara ini juga memperlihatkan bagaimana kolaborasi dapat berjalan secara sehat. Meskipun James Gunn dikenal tegas dan memiliki visi kuat, ia tetap memberi ruang bagi masukan Corenswet, menunjukkan bahwa proses penciptaan sebuah adegan bukan soal ego semata, melainkan tentang mencapai interpretasi terbaik untuk cerita. Fleksibilitas semacam ini menghadirkan lapisan emosional yang lebih autentik dalam film.
Selain itu, perbedaan kecil dalam ekspresi seperti memilih tawa dibandingkan ketegangan serius dapat memberikan dampak besar pada pengalaman penonton. Momen tersebut dapat dirasakan sebagai adegan cinta yang klasik dan penuh makna, atau justru terasa spontan dan membumi, tergantung bagaimana emosi itu disampaikan. Pendekatan yang lebih natural seperti yang dibayangkan Corenswet berpotensi membuat adegan klimaks itu terasa lebih menyentuh, serta memberi warna baru pada cara penonton melihat hubungan Superman dan Lois Lane.
Pernyataan David Corenswet mengenai perbedaan pandangannya dengan James Gunn segera menarik perhatian berbagai media arus utama. Outlet besar seperti The Independent, Entertainment Weekly, dan Yahoo News mengangkat cerita ini, membuatnya menjadi topik ramai di kalangan penggemar film superhero. Liputan luas tersebut memperlihatkan betapa besar minat publik terhadap dinamika kreatif di balik produksi film Superman terbaru, terutama karena hal semacam ini jarang diungkap secara terbuka oleh pemeran utama.

Respons positif juga bermunculan dari komunitas daring, termasuk para pengguna di berbagai forum dan subreddit. Banyak dari mereka mengapresiasi kejujuran Corenswet dan menganggap perbedaan pendapat tersebut sebagai bukti bahwa sebuah film besar dapat lahir dari proses diskusi yang sehat. Salah satu komentar yang banyak disorot menyebutkan bahwa menarik melihat “It’s so interesting to see positive tension for once. Usually things escalate negatively but here it’s just two people trying to make the best scene possible from their povs” antara aktor dan sutradara situasi yang biasanya condong ke arah konflik, namun dalam kasus ini justru menunjukkan dua profesional yang sama-sama berusaha menghasilkan adegan terbaik dari sudut pandang masing-masing.
Bagi sebagian besar penggemar, cerita di balik layar ini menegaskan bahwa pembuatan film blockbuster seperti Superman tidak hanya bergantung pada skala produksi atau efek visual semata. Ada aspek penting lain yang berperan, yaitu perhatian terhadap kedalaman emosi, detail karakter, dan komitmen untuk menghadirkan interaksi yang terasa jujur. Perdebatan kecil namun bermakna antara Corenswet dan Gunn menjadi bukti bahwa kualitas sebuah adegan sering kali lahir dari keberanian untuk mempertahankan interpretasi yang paling tulus dan autentik.
Perbedaan pandangan antara David Corenswet dan James Gunn mengenai adegan romantis utama dalam Superman tidak dapat dianggap sebagai perselisihan kecil semata. Justru, dinamika ini memperlihatkan betapa pentingnya sentuhan emosional dalam membangun sebuah film berskala besar. Ketegangan kreatif yang muncul menunjukkan bahwa sebuah adegan ikonik tidak lahir begitu saja, ia terbentuk dari pertukaran gagasan, keberanian mempertahankan perspektif, dan ruang yang diberikan untuk interpretasi artistik.
Keputusan Corenswet untuk mempertahankan tawa kecilnya mencerminkan komitmennya dalam menghadirkan Superman yang lebih manusiawi dan dekat dengan penonton. Sementara Gunn semula membayangkan suasana yang lebih sakral dan dramatis, pada akhirnya ia memberi ruang bagi insting akting Corenswet, dan hasilnya adalah sebuah momen yang terasa lebih hangat, jujur, dan menyentuh. Adegan tersebut bukan hanya menjadi klimaks emosional film, tetapi juga simbol bagaimana kolaborasi yang terbuka dapat melahirkan sesuatu yang jauh lebih kuat daripada visi tunggal.
Akhirnya, kisah di balik layar ini menegaskan bahwa kualitas sebuah film tidak hanya bergantung pada teknologi, anggaran, atau aksi spektakuler, tetapi juga pada keberanian untuk menonjolkan sisi manusiawi karakter. Dan dalam Superman versi terbaru ini, kemenangan interpretasi Corenswet menghadirkan nuansa yang membuat sang pahlawan super terasa lebih hidup dan lebih relevan bagi penonton masa kini.